jika tidak segera diketahui akan berujung pada kematian yang disebabkan oleh anak bunuh diri
Artikel ini terinspirasi dari Drama Korea Sky Castle
Drama Korea Sky Castle mengadopsi cerita tentang kumpulan keluarga terpandang yang saling bersaing dengan kecerdasan dan kesuksesan sang anak. Kita pasti pernah diomelin orangtua karena nilai rapot yang jelek dan kita pasti makin diketatin dalam waktu belajar yak an ???
Tak jauh beda dalam drama ini pun anak-anak nya juga sangat diperhatikan dalam bidang pendidikannya dan apapun akan dilakukan demi kesuksesan sang anak dalam pendidikannya. Para orang tua dalam drama ini tidak memperhatikan sang anak suka atau tidak karena bagi mereka kesuksesan sang anak dalam pendidikan dan masuk sebuah universitas favorit akan membawa kebahagiaan bagi sang anak pula. Namun kenyataannya ada seorang anak yang menuruti keinginan orangtuanya hingga ia berhasil terdaftar disebuah universitas favorit di korea tapi ia tidak melakukan daftar ulang. Hal tersebut dilakukan sang anak karena selama pembelajaran yang ia dapat ia merasa tertekan dan ia hanya melakukannya untuk menyenangkan hati orangtuanya untuk masuk dalam universitas tersebut.
Setiap orangtua memiliki pola didik masing-masing yang berlatarkan pengalaman keluarga dan masa lalu yang pernah dialami. "SKY Castle" membuka fakta baru bahwa peran orangtua dalam menentukan pilihan masa depan anak memang sangat penting akan tetapi jangan sampai membuat anak merasa terbebani hingga depresi.
Okey parent....
Dari cuplikan drama diatas, kita dapat mengambil pesan yang sangat dalam untuk pengasuhan, perkembangan, dan pertumbuhan anak. Siapa bilang hanya orang dewasa saja yang bisa terserang stres? Anak-anak pun bisa. Biasanya orang dewasa terserang stres karena masalah pekerjaan, keuangan dan lainnya. Anak pun bisa terserang stress karena perbuatan orangtuanya sendiri. Sebagai orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk sang anak. Mulai dari dalam pendidikannya, sosialnya, dan perkembangan fisiknya. Namun belum tentu hal yang dilakukan orang tua juga disenangi oleh anak.
Salah satunya dalam bidang pendidikan, dimana orangtua akan memasukkan anak dalam sebuah lembaga belajar non formal (les) dan privat. Biasanya orangtua yang sangat peduli dengan pendidikan sang anak akan mengulas kembali apa yang anak perlajari disekolah, les, dan yang didapat dari guru privatnya. Dari sinilah waktu bermain anak akan tersita hanya untuk belajar, belajar dan belajar. Anak akan merasakan bosan dan mulai terkekang sehingga anak mulai mencari pelampiasannya.
Anak-anak dan remaja umumnya belum bisa memahami dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Mereka sendiri bahkan tidak sadar kalau yang dialaminya adalah stres. Oleh karenanya, sudah menjadi tugas Anda sebagai orangtua untuk membantu mengenali gejala-gejala stres pada anak dan remaja.
Gejala anak stres
1. Munculnya perilaku negatif
Perhatikan kalau akhir-akhir ini anak menunjukkan perubahan perilaku yang kurang baik. Apakah anak jadi mudah marah, tersinggung, mengeluh, membantah, atau menangis?
Anak dan remaja juga mungkin lebih sering berbohong dan menyalahi aturan di rumah. Contohnya keluyuran sampai malam atau menolak mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang jadi tanggung jawabnya. Â