Memberi pendidikan kepada orang tua lebih penting dari pada kepada anak
Semua Emosional yang anak keluarkan adalah tanda bahwa mereka adalah korban dari orang tua dan lingkungannya. Mengapa bisa seperti itu?
Sejatinya anak pada usia dini cenderung untuk meniru apa yang dia lihat mungkin dari orang tua maupun lingkungannya. Beberapa contoh perilaku orang tua dan lingkungan yang membuat anak menjadi emosional.
- Anak yang emosional cenderung hidup dalam lingkungan yang keras, atau keluarga yang kurang harmonis. Orang tua yang memiliki masalah akan cenderu mendidik anaknya dengan tegas, namun tidak dengan sang anak yang menganggap perilaku tersebut terlalu keras.
- Orang tua overprotektif. Dimana semua hal tentang anak harus mereka ketahui yang menyebabkan anak merasa tidak bebas dan terkekang. Sehingga anak hidup dalam ketergantungan yang sebenarnya ia menolaknya.
- Orang tua mendidik anak dengan cara memarahi dan memukul. Metode ini sangat tidak disarankan karena akan membuat anak merasa bahwa semua masalah akan berakhir dengan pukulan dan membuat anak membangkan.
- Kurangnya perhatian orang tua akan hobi dan bakat yang dimiliki anaknya. Hal ini membuat anak akan merasa kurang nyaman dengan hal-hal yang dia lakukan. Karena pada dasarnya anak itu memerlukan arahan dari orang tua.
- Orang tua yang kurang memperhatikan psikis anak, dimana anak sangat memerlukan cinta, kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Ini sering terjadi pada orang tua yang bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari. Membuat anak melampiaskan emosinya dengan hal-hal lain.
Dari beberapa contoh diatas, orang tua harus diberi penjelasan akan hal-hal apa yang akan mereka lakukan kepada sang anak agar anak tidak menjadi korban dari emosionalnya sendiri.Â
Pada dasarnya emosional anak bukanlah turunan atau biologis dari orang tua, emosional anak terbentuk dari pengalaman yang dia dapat setiap hari bahkan setiap detiknya.
Dengan ini marilah kita memikirkan terlebih dahulu semua tindakan yang akan kita lakukan agar tidak menjadi boomerang untuk anak kita sendiri. Mari luruskan tindakan kita dan tindakan anak agar semua keluarga hidup dengan bahagia tanpa ada rasa menyesal disuatu hari nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H