Mohon tunggu...
Agatha Mey
Agatha Mey Mohon Tunggu... Freelancer - agathamemey@gmail.com / agathamey.com - Menulis sesuka hati

Ibu satu anak, yang suka mempelajari berbagai hal tanpa harus menjadi ahli karena hidup sejatinya adalah sesederhana untuk menjadi bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Ketapels Duo Kartini] Belajar dari 2 Orang Kartini Masa Kini

21 April 2016   23:15 Diperbarui: 22 April 2016   18:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertemu dengan dua sosok Kartini masa kini, peraih penghargaan Perempuan Inspiratif tentu saja membuat saya sangat senang. Selain ingin melihat sosoknya, saya juga ingin mendengar cerita suksesnya. Beruntung sekali saya bertatap muka dengan mereka pertama kali di rumah saya. Iyaaaaa... di rumah saya. Hampir tidak percaya rasanya. Masa siy dua sosok yang luar biasa ini bisa mampir ke rumah saya ? Tapi berkat Ketapels, komunitas yang saya ikuti sejak berdirinya tanggal 1 Januari 2016, mereka beneran loooo hadir di rumah saya. 

Dan berita terupdate nya, pada tanggal 17 April 2016, saya diminta oleh komunitas untuk memandu jalannya acara Ketapels Perempuan Inspiratif dalam rangka menyambut Hari Kartini. Aaaahhhh, siapa tahu setelah tugas ini, saya juga bisa menginspirasi banyak orang. Hahaha.... Bak punguk merindukan bulan gak siy ?

Kembali ke laptop..... Siapa siy dua sosok yang saya sebut sebagai Kartini masa kini ?

[caption caption="Berasa jadi perempuan inspiratif juga hahaha... (photo b: Gapey)"][/caption]

Riris Marpaung

Yang pertama adalah Yunita Riris Widawaty, lebih dikenal dengan Riris Marpaung. Perempuan hebat ini lahir di Tangerang, 7 Juni 1973. Beliau meraih gelar Sarjana dan Master dari Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Walaupun berlatar belakang pendidikan sebagai Pustakawan, beliau meraih penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif dalam bidang Teknologi. Nah, mulai deh bingung kan ? Memulai karirnya sebagai News Researcher di RCTI, pekerjaannya adalah menyediakan semua data yang dapat dijadikan bahan awal peliputan oleh para wartawan. Kemudian saat kembali ke "alam" nya di bidang perpustakan, perempuan ini menyabet gelar Pustakawan Berprestasi Terbaik Nasional Tahun 2014.

Lalu, apa urusannya dengan teknologi ? Ternyata saat menjabat sebagai manajer perpustakaan di salah satu universitas swasta, beliau betemu dan kemudian memutuskan untuk mendirikan perusahaan di bidang games developer, bernama Studio Gambreng bersama bapak Dodick Sudirman. Nah dari sinilah semuana bermula. Game yang dibuat oleh Studio Gambreng ini telah berhasil meraih banyak pernghargaan. Nama-nama games yang menang antara lain Brina's Quest, Prototype, June Potion, Blok Blok, Laron, Kibar-Kibar, Hindari Korupsi, Lalala, GoBlock's Impossible Medley, dan Ascender.

Yuli Supriati

Yang kedua adalah Yuli Supriati, wanita kelahiran Jakarta 21 Juli 1970 Sekretaris Jenderal Dewan Kesehatan Rakyat di Provinsi Banten. Lagi-lagi perempuan inspiratif ini melenceng dari pendidikan yang di tekuninya di bidang studi Perbankan pada LPK Ayodya Gracia. Kiprahnya sebagai sebagai relawan dalam advokasi pemenuhan hak-hak masyarakat terhadap layanan kesehatan, dimulai dari kegelisahannya melihat kesulitan tetangganya memperoleh bantuan kesehatan sampai akhirnya meninggal dunia akibat di tolak oleh beberapa Rumah Sakit. Aktivitas mulia inilah yang membawa perempuan luar biasa ini meraih penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif dalam bidang Kesehatan.

OK lalu apa yang saya bisa pelajari dari mereka berdua ?

[caption caption="Ketapels Perempuan Inspiratif 17 April 2016 (photo by : Gapey)"]

[/caption]Mendengar kisah mereka, perjuangan mereka dan jatuh bangunnya dalam aktivitas yang mereka jalani, saya mendapatkan banyak bahan pembelajaran :

1. Selalulah mendahulukan Tuhan dalam setiap kesempatan

Riris sangat selektif dalam memilih nama games developernya. Gambreng dan Gundu yang di mulai dengan huruf "G" dipilih karena kesamaan dengan huruf depan kata GOD. Kata yang selalu mendasari langkahnya

Yuli selalu memberikan advokasi dengan penuh cinta kasih tanpa mengharap imbalan dengan terus berdoa untuk keberhasilan pasien mendapatkan bantuan kesehatan

2. Latar belakang pendidikan tidak berpengaruh pada kebehasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun