Tahun ini mungkin memang tahun yang begitu “istimewa” dan membawa banyak perubahan dalam kehidupan banyak orang di seluruh dunia. Kondisi ekonomi yang memburuk akibat pandemi tidak pernah terbayangkan sebelum tahun ini. Tata cara menjalani hidup dan menjaga kesehatan menjadi hal yang menjadi perhatian utama saat ini.
Kehidupan ekonomi juga mulai terganggu karena banyak perusahaan tidak bertahan dalam masa ini dan mulai memotong gaji karyawan, melakukan PHK karyawan dan bahkan tutup total. Hal ini mengakibatkan banyak orang menjadi cemas, khawatir, stress bahkan depresi.
Sekarang ini kita membutuhkan Revolusi Hidup Sehat, yaitu perlu menjaga aktivitas fisk, menjaga nutrisi dan menjaga kesehatan mental. Tiga hal mengenai revolusi ini, saya dapatkan informasinya dari dr. Soffi (Occupational Health Leader Danone Indonesia) dalam acara DanoneReunite.
Menjaga Aktivitas Fisik dan Menjaga Nutrisi
Menjaga aktivitas fisik dapat dilakukan dengan cara berolahraga, walau dengan cara yang sederhana, seperti mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Masa-masa ini, banyak orang yang memberhentikan staff khusus rumah tangga, apalagi yang tidak menginap di rumah. Jadi, olahraga sebenarnya dapat dilakukan dengan cara menyapu dan mengepel lantai atau berkebun. Pokoknya jangan MAGER.
Kita harus menerapkan Pola Hidup Sehat, yang salah satunya adalah menjaga nutrisi, mengkonsumsi makanan gizi seimbang dan tidak melakukan diet ketat yang dapat menimbulkan malnutrisi. Dengan demikian sistem imun akan berkerja dengan ditunjang istirahat / tidur yang cukup.
Menjaga Kesehatan Mental
Masa pandemi banyak menimbulkan masalah mental. Para lansia mulai merasa kesepian karena anak dan cucu tidak lagi leluasa datang menjenguk mereka. Bukan karena tidak lagi sayang, tetapi karena menjaga para lansia yang rentan pada penularan virus Covid-19.
Kondisi terasing juga terjadi dalam masa isolasi mandiri pada penderita yang terpapar virus Covid-19. Kesehatan mental sangat dibutuhkan oleh para pasien ini karena semangat dan pikiran positif dapat menjaga imunnya dan membantu penyembuhannya.
Cerita Seorang Penyintas Covid-19
Ini kisah seorang yang menyadari dirinya terkena Covid-19 dan memutuskan untuk menjalani isolasi mandiri. Dia terkena Covid dengan gejala yang sangat ringan dan menjalani isolasi mandiri selama 19 hari sampai hasil swab PCR nya negatif.
Gejala yang sangat ringan mengakibatkan dia merasa sangat bosan berada dalam kamar sendirian tanpa dapat keluar kamar. Berada satu rumah dengan ibunya, dia tidak berani bahkan untuk melangkah keluar pintu kamarnya.