Ronald Koeman didatangkan Barcelona pada tanggal 19 Agustus 2020 untuk mengemban misi berat, menyelamatkan raksasa Catalan dari kehancuran yang sudah di depan mata.
Pria Belanda berusia 57 tahun ini datang ke Camp Nou saat klub sedang dilanda masalah yang sangat pelik dan kompleks.
Mulai dari kacaunya manajemen Barcelona akibat ulah sang presiden (Josep Maria Bartomeu), konflik internal, krisis keuangan, sampai buruknya performa Lionel Messi dan kolega di lapangan yang gagal meraih satupun trofi di akhir musim tersebut dan yang lebih parah adalah dipermalukan Bayern Munchen di pentas liga Champions dengan kekalahan telak 2-8.
Hal pertama yang dilakukan Koeman sebagai upaya menyelamatkan Barcelona adalah merombak skuad inti Blaugrana yang mayoritas sudah berusia tua.
Salah satu keputusan yang diambil Koeman untuk merombak skuad adalah melepas salah satu pemain bintang, Luiz Suarez ke Athletico Madrid.
Sebagai gantinya, Koeman berencana mendatangkan pemain kesayangannya di timnas Belanda, Memphis Depay. Ditambah Giorgino Wijnaldum untuk memperkuat lini tengah.
Namun krisis keuangan yang menimpa Barca, membuat semua rencana Koeman gagal terwujud. Akibatnya, dia terpaksa mengambil pemain-pemain belia dari akademi seperti Pedri dan Fransisco Trincao yang sangat minim pengalaman untuk tampil di kompetisi top level.
Keputusan Koeman melepas Suarez dinilai cukup kontroversial, mengingat Suarez yang berlabel pemain buangan Barca justru tampil impresif bersama Los Rojiblancos. Sedangkan di saat bersamaan, Blaugrana butuh sosok penyerang handal untuk menemani Lionel Messi di lini depan.
Namun bukan Ronald Koeman namanya jika tidak bisa mengatasi masalah tersebut. Memang, Koeman bukan pelatih yang jago strategi seperti Pep Guardiola, tapi Koeman adalah seorang pelatih yang mampu memaksimalkan potensi pemain yang dimilikinya.
Sebagai buktinya adalah Ronald Koeman mampu mengantar timnas Belanda yang bermaterikan pemain medioker ke final Liga Nasional Eropa 2018/2019.