Mohon tunggu...
Mex Rahman
Mex Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Son-Brother-Friend

Bermimpi tiduri Monica Bellucci

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Aku Ini Orangnya Pendendam

8 Januari 2014   12:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ini orangnya sulit tersinggung. Tidak mudah membuatku marah. Tapi sekali aku tersinggung, maka aku sulit untuk memaafkannya. Itulah aku, dapat dikatakan aku ini seorang pendendam. Kepada orang yang membuatku tersinggung, aku terus memburunya  sampai rasa sakit hatiku terbalaskan baru aku berhenti menyakitinya.

Sejak aku berusia 12 tahun, aku sudah hidup di kota orang sendirian yang jauh dari rumah otomatis jauh dari orang tua. Meninggalkan rumah di usia tersebut bukanlah tanpa alasan. Aku pergi dari rumah karena aku mengejar cita-citaku untuk menjadi seorang atlet tenis meja. Di kota kecil namun kaya raya di ujung utara Jawa Tengah aku merangkai mimpi menjadi seorang atlet tenis meja profesional.

Disanalah jiwa pendendamku terbentuk. Bukan bermaksud menyalahkan masa lalu, tapi aku hanya ingin mengenang masa lalu sebagai rangkaian dari perjalanan hidupku. Disana aku sering terkena tamparan (benar-benar tamparan) dari pelatihku karena aku sering kalah pada saat pertandingan. Dari situlah, sejak saat itu aku ingin menunjukkan kepada pelatihku bahwa tamparan yang diberikannya sesungguhnya sangat tak layak dia berikan kepadaku.

Mulai saat itu aku memutuskan untuk menambah jam latihan sendiri untuk mendongkrak prestasiku. Jam yang seharusnya merupakan jam sekolah aku pakai untuk latihan. Sengaja aku buat kunci duplikat GOR supaya aku bisa masuk ke dalam GOR untuk latihan kapanpun aku mau. Itulah untuk pertama kalinya merasakan dendam yang harus dibayar.

Saat pertandingan adalah saat yang paling kusuka. Tampil lebih baik adalah sebuah hal yang menyenangkan, sedangkan kekalahan adalah hal paling menyedihkan. Aku selalu menangis setiap kali aku menderita kekalahan. Di dalam dada terasa sangat sakit dan aku ingin membalas kekalahan tersebut. Ketika aku berhasil membalas kekalahan kepada orang yang pernah mengalahkanku di lain event, aku merasa sangat senang. Dan yang paling akku suka pada saat-saat itu adalah aku bisa memasang wajah tengil  tepat di hadapannya. Bagiku, balas dendam selalu menyenangkan.

Ternyata jiwa pendendamku tidak hanya berlaku ketika aku berada di depan meja pingpong. Di semua kehidupanku, jiwa pendendamku juga berlaku. Hal inilah yang membawaku kerap berurusan dengan polisi karena sering terlibat perkelahian di jalan. Tapi hal ini tak pernah membuatku takut, karena aku selalu merasa tak puas sebelum dendamku terbalas.

Hingga akhirnya aku terserang penyakit paru-paru saat SMA yang memaksaku untuk mengubur cita-citaku menjadi atlet tenis meja profesional. Setelah lulus SMA, orang tuaku membawaku pulang. Gagal menjadi atlet tenis meja adalah pukulan besar bagiku. Tapi aku tak mau menyerah. Aku berpikir, entah bagaimana pun aku harus berhasil di tenis meja seperti Kak Fred dan Frankie. Jika aku gagal sebagai seorang pemain, aku masih mempunyai kesempatan untuk berhasil, yaitu menjadi seorang pelatih. Dari situlah, aku minta kepada Papa untuk dibuatkan GOR tenis meja lengkap beserta sarana dan prasarana untuk aku kembali merajut mimpi menjadi seorang pelatih tenis meja. Papa mengabulkan permintaanku. Bersama Frankie aku mulai membangun pelatihan tenis meja di kotaku dengan melatih anak-anak usia dini untuk menjadi attlet tenis meja profesional.

Aku adalah seorang pendendam, jika aku belum berhasil membalas sakit hatiku, aku tidak akan berhenti untuk mendapatkan sesuatu yang membuat puas hatiku itu. Entah bagaimana caranya.

Saloom,

—Mex'r—

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun