Entah akan lolos tidak judul diatas oleh Kompasiana. Sudah saya coba memperhalus dan berkali-kali memikirkan judul yang lebih halus, namun setiap kali saya membaca ulang, greget dari maksud isi tulisan ternyata tidak terwakili dengan judul yang halus tersebut. Akhirnya saya tekadkan menulis judul seperti diatas karen saya tidak lagi bisa menahan kekhawatiran saya akan keadaan remaja Jakarta saat ini.
Yang saya maksud sebagai remaja adalah anak-anak usia SD, SMP sampai SMU. Mungkin sampai mahasiswa. Namun untuk kelas mahasiswa saya tidak memiliki data cukup sehubungan dengan tulisan ini.
Suatu pagi saya mampir ke sebuah kedai kopi pinggir jalan, disitu banyak berkumpul anak-anak SMU yang berlokasi dekat warung tersebut. Baru saja saya menyeruput kopi saya, tiba-tiba saya dikejutkan oleh pembicaraan mereka yang keras dan saling bersahut. Bukan berantem atau berdebat tetapi hanya sekedar ngobrol biasa antar mereka. Bukan suara mereka yang keras yang mengejutkan saya tetapi kata-kata dalam kalimat pembicaraan merekalah yang menyengat rasa kaget saya.
"Gua dah ke rumah elu anjing ... " teriak salah satu anak.
"Anjing ... gua tungguin elu deket pos tau ... " balas anak lainnya.
Dalam saat yang bersamaan anak lainnya sedang berbicara dengan yang lainnya lagi.
"Gua pulang kemarin keujanan lagi ... anjing"
"Yah elu keujanan dikit aja ngomel ... anjing, gua tiap ari juga keujanan" balas lainnya
"Anjing ... rumah gua jauh anjing ..... Â bisa sakit gua"
Yang lainnya lagi juga berbicara dengan teman lainnya lagi, dan semua memili model bicara yang sama
"Anjing ... bla... bla .... bla " atau "Bla... bla... bla .... anjing" atau "Bla... bla... anjing bla ... bla ..."