Mohon tunggu...
Gerard Widy
Gerard Widy Mohon Tunggu... lainnya -

Firdaus - Dunia - Surga (neraka dimana?)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Google Buzz Vs Twitter

23 Maret 2010   07:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

eperti halnya sifat bisnis pada umumnya, selalu ingin berkembang termasuk menyaingi bahkan menglahkan pebisnis lain. Googlepun begitu. Saya yang memang pengguna dan pecinta Google mulai dikunci olehnya. Kadang saya membuka Facebook atau Twitter sekedar menyapa kawan-kawan (atau sedikit berpromosi). Masuk FB atau ngeTwit terpaksa meninggalkan sarang saya di Google. Google seakan melihat hal ini, dia sediakan Link ke jejaring sosial itu, sehingga kepala keluar sarang, ekor saya dia pagangi. Seakan nggak puas dengan memegangi ekor, Google mulai menyediakan Google Buzz di Email saya (Gmail) yang bentuknya jelas mirip Twitter. Menyarankan saya untuk menjaring teman-teman masuk menggunakan Google Buzz untuk saling berinteraksi mirip di Twitter. Google Buz juga memanjakan dengan menyediakan fitur Buzznya dengan menu-menu yang bisa "mengiklankan" diri kita ke teman. Jejaring sosial seperti FB yang mengetahui benar bahwa para penggunanya perlu bisa saling menyapa secara realtime online dengan menu chatingnya sangat disukai tentu. Google nggak mau kalah. Google Buzz ditempatkannya di gMail, dimana di gMail sudah dia tautkan Google Talk sebagi sarana chatting. Bener-bener strategis. Penempatan Google Buzz di Gmail menyebabkan interaksi yang komplit antara Chatting, Wall Beranda, Email dan Undangan Open House "Kekayaan" kita, masih ditambah link-link ke Jejaring Sosial yang telah ada. Apakah ini pertanda Google makin rakus, entahlah.

Dok :Google Buzz

Yang membuat hati tertaut aja ke Google ini,  Google mau secara khusus menawarkan fitur-fitur barunya secara pribadi dan langsung kepada pengguna potensialnya. Sebagai contoh, Fitur Google Wave, yang saat ini tidak setiap orang bisa signup (harus diundang), Google secara khusus mengirim email pada saya untuk mempergunakan Google Wave (jadi saya bukan diundang oleh teman), saya pun sign up (meski sampai sekarang belum tau dan belum efektif mempergunakan). Begitu juga Google Buzz ini. Saya juga mengetahui dari email yang dikirim oleh admin google. Google makin menjerat saya, tapi biarlah, toh saya juga mendapat manfaat yang sangat sangat banyak darinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun