Mohon tunggu...
Gerard Widy
Gerard Widy Mohon Tunggu... lainnya -

Firdaus - Dunia - Surga (neraka dimana?)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Demi Cinta

4 Oktober 2011   16:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:20 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya sebuah gitar tua memisahkan duduk kita. Kedua lutut kita saling menghimpit mengalirkan rasa hangat diantara hembus angin malam yang membelai rambut hitammu. Bibirku lembut melantunkan lagu dengan petikan gitar menghantar isi hatiku . Tanganmu erat mencengkeram lututku seakan takut aku beranjak pergi sebelum laguku habis menyiratkan rasaku padamu. Kutatap matamu yang berkilat ketika bulir air mata disudutnya memantulkan sinar lampu beranda yang temaram.  Kulihat senyum bahagia tersungging diujung bibir tipismu. Terus kulantunkan laguku mengiring rasaku diantara bait-bait indahnya. Matamu yang sendu dinaungi alis tebal kini tidak lagi mampu menahan airmata bahagia yang sedari tadi menggantung seolah tak sabar ingin merasakan kesungguhanku mengungkap janji padamu lewat seluruh bait laguku.

Jari-jari lentikmu makin terasa mencengkeram lututku seakan ingin meraup untai janji hatiku  padamu. Bibir merahmu terkatup erat menahan tangis bahagia menunggu selesainya bait-bait laguku. Kurasakan kedua lututmu yang makin merapat seakan tak ingin satupun kata dalam baitku terbang melayang tanpa terdengar telingamu. Matamu yang kini berurai airmata bahagia terus menatapku seolah ingin mencari kepastian syair laguku yang kamu tau mewakili hati dan rasaku padamu.

"Demi cinta aku rela mengorbankan segalanya"

“Demi cinta aku rela asalkan kau bahagia …….”

Tak menunggu tuntasnya petikan gitarku menutup lagu, kau menghambur padaku. Dengan pelukan erat diiring pecahnya tangismu seakan ingin menyatukan kedua raga untuk mematri janji kita dibawah temaram lampu beranda.  Kurasakan degup jantungmu yang menjalar melewati dada kita yang erat menyatu.  Nafasmu  tersengal oleh isak tangis yang tertahan terdengar bagai symponi paduan suara   menggema mengiring laguku.

Dengan suara gemetar oleh isak tangis kau bisikkan “Aku bahagia …. Aku bahagia, itu juga janjiku padamu” , terdengar di telingaku yang terasa hangat oleh hembusan nafas dan tetesan air matamu.  Bau rempah rambutmu mengantar hasratku tuk tetap disisimu meski kutahu perpisahan tak mungkin terelakkan jua pada akhirnya

Dari lubuk hatiku
Aku berkata…
Walaupun pahit yang kurasa

Kukan tetap setia..

Dari relung hatiku
Aku bersumpah
Tiada lain di hatiku
Hanyalah kau seorang

Reff :

Demi cinta, aku rela
Mengorbankan segalanya
Demi cinta kita saling berbagi rasa … ooo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun