aya menyukai traveling. Sebagian besar waktu lowong, saya pergunakan untuk keliling Indonesia.
Banyak tempat saya kunjungi, namun satu yang sangat berkesan adalah "Saung Angklung Ujo".
Tempat rekreasi sekaligus pelestari cagar budaya, terutama musik Sunda, special musik angklung ini terletak di tengah kota Bandung. Sedikit memasuki jalan sempit di tengah perkampungan didalam kota di daerah Padasuka, Bandung Timur.
Saung Angklung Ujo menjadi tempat berkesan bagi saya karena disitu dilestarikan sekaligus menjadi tempat pendidikan anak-anak, remaja, sampai dewasa untuk mempelajari tentang kesenian Angklung, bermain angklung dan tari-tarian Sunda. Musik angklung yang dapadu dengan musik tradisional sunda memberikan suguhan eksotis dan menyejukkan hati. Dari lagu tradisional sampai symphony bisa dimainkan dengan alat musik ini dibumbui dentaman gendang sunda yang dimainkan seorang remaja yang mungkin masih SD atau SMP menambah semaraknya suguhan ini.
Saung Angklug ujo yang kini diteruskan oleh anak Mang Ujo (alm) juga mengajarkan kepada para pengunjung yang sebagian adalah para bule dan wisatawan asing untuk belajar bermain angklung siteruskan dengan bersama memainkan sebuah lagu secara orchestra, indah dan sejuk di hati. Siswa-siswanya yang sebagian besar adalah anak-anak berusia kira-kira 3 sampai 20 tahun sangat antusias memberi suguhan musik angklung dan tarian sunda.
[caption id="attachment_137622" align="aligncenter" width="300" caption="Saung Angklung Ujo. Dok : Pribadi OmWIdy"][/caption]
Tidak banyak tempat wisata seperti ini, akrab, gembira, mendidik sekaligus memberi santapan jiwa dan psikis yang menentramkan. Kesenian tradisional Indonesia yang begitu banyak dan beragam, memiliki keindahan dan ke khasan sendiri kadang disertai dengan unsur mistik kini sudah mulai diterpa gelombang seni modern yang mengusung teknologi yang lebih menekankan pada unsur hiburan namun kurang memberikan pendidikan cultur, sejarah dan karakter sebuah bangsa yang kaya akan ajaran rohani dan psikis.
Pemerintah Indonesia yang nampaknya kurang memberi perhatian yang cukup sering dibuat terkaget-kaget ketika kesenian tradisinalnya mulai dicuri bangsa lain. Pelestarian kesenian yang begitu indah ini lebih banyak dikelola dan dipertahannkan oleh pribadi-pribadi yang memiliki rasa memiliki kesenian tradisional yang tinggi seperti Saung Angklung Mang Ujo ini. Kelompok seperti ini justru lebih banyak eksis dan mendapat apresiasi yang tinggi di luar negeri.
Melihat para pengunjung yang tidak sedikit berasal dari luar negeri, memberikan gambaran bahwa kesenian tradisional memiliki potensi sebagai "sumber alam" yang tidak akan ada habisnya. Kapan pemerintah secara profesional menggali dan memanfaatkan potensi ini?.
Meskipun sudah ada, perhatian pemerintah saat ini akan kesenian tradisional, namun masih pada tataran formalitas namun tidak profesional dan mendalam, buktinya lebih banyak kesenian tradisional dan pekerja-pekerja seninya kini hanya tinggal kenangan atau hanya terdengan di pinggiran dan kota-kota kecil saja.
Ah.... bodoh sekali saya kalau mengharapkan pemerintah memikirkan lebih banyak dan serius hal ini. Toh berpuluh-puluh tahun mereka sibuk dengan dengan urusan bagaimana mempertahankan kekuasaan partainya terhadapa ancaman partai yang lain. Apa mungkin sekarang mereka memiliki waktu untuk ini?.