Hujan deras mengguyur kota ku. Sesekali terdengar gemuruh yang begitu keras, seolah sesuatu di atas sana ingin meluapkan amarah yang terpendam.  Namun aku tau, bahwa sebenarnya ia hanya sedang berbagi cerita dengan sang alam.  Aku terdiam, selintas bayang orang-orang yang ku kenal muncul satu per satu di depan wajahku. Ada yang tersenyum, tertawa bahkan menangis..ada bocah kecil, remaja muda belia, bahkan sesosok orang tua. Beberapa adegan dan percakapan sekilas tampak bermain dalam teater di kepalaku. Ternyata sudah begitu banyak skenario yang telah ku tulis dalam perjalanan hidupku. Terkadang berakhir dengan senyuman, namun tak sedikit yang berakhir dengan air mata. Bagiku, segala sesuatu harus dilalui. Aku akan terus berjalan, berlari bahkan terkadang harus melompat. Itulah hidup, lengkap dengan segala Prolema. Kompleks sekali namun tetap akan indah pada waktunya.
...
Ku hadapkan wajahku ini kepada Mu
memohon agar Engkau menghapus
gelisah hatiku,
Aku Tau
aku tak pernah sepenuhnya hidup,
jika aku hanya mencari makna hidup,
yang sesungguhnya ada dalam kesibukan kerja bersama sesamaku.
Hanya karena aku hidup bagi kebaikan sesamaku,
Engkau akan mengutuhkan hidupku.
Amiiinn......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H