Yang terbaik dalam hidup ini tak bisa dilihat atau diraba, tetapi harus dirasakan dengan hati (The Story Of My Life ; Hellen Keller)
Mengenalnya adalah sebuah kehormatan bagi saya, sosok Hellen Keller versi laki-laki ini membuat saya takjub. Bagaimana tidak dengan segala 'keistimewaannya' dia bisa membawa perubahan di sebuah desa yang terletak di pinggiran waduk kedung ombo.Â
Bagi saya sosoknya sangat luar biasa, lelaki murah senyum dan ramah ini, selalu bisa mengisnpirasi semua orang yang pernah mengenalnya. Tanpa gembar-gembor, tanpa publikasi yang berlebihan diam-diam beliau bisa memberikan cahaya terang dan kebahagiaan bagi anak-anak di pinngiran waduk kedung ombo dengan mendirikan PAUD dan TK Yasmin Assalam.
Mas Jaka, demikian saya memanggilnya, sosok berpawakan mungil ini, mengenalkan saya pada sebuah dunia yang berbeda. Â Pandangan saya terhadap dunia yang penuh 'keterbatasan' menjadi sangat berubah ketika mengenalnya.Â
Tubuhnya memang tidak sempurna, dimana dengan keterbatasan fisiknya, Â beliau memang ditakdirkan untuk menjadi seorang yang istimewa. Yah, mas Jaka adalah seorang penyandang disabilitas dengan kategori ketunaan Tuna daksa.
Menjadi penyandang disabilitas apakah membuatnya berhenti untuk berkarya.?, jawabannya adalah Tidak, sebab sepanjang saya mengenalnya, beliau sudah menjadi seorang pejuang yang tangguh dalam menghadapi diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, beliau menjadi salah satu garda terdepan supaya penyandang disabilitas tidak lagi dipandang sebelah mata, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat awam.
Salah satu yang beliau perjuangkan adalah hak penyandang disabilitas untuk memperoleh kesempatan yang sama seperti warga negara pada umumnya yaitu di bidang pendidikan dan juga pekerjaan. Â
Beliau menjadi seorang contoh hidup bagi penyandang disabilitas lainnya, bahwa keterbatasan bukan sebuah harga mati untuk tidak bisa menghasilkan sebuah karya, hal tersebut beliau buktikan dengan menjadi seorang ilustrator wajah tokoh dengan menggunakan salah satu program aplikasi di komputer, dengan ketekunan dan kesabarannya beliau bisa menghasilkan lukisan yang luar biasa, dan karena lukisan itu juga beliau dikenal luas dikalangan pejabat negeri ini dan pernah diundang di salah satu acara TV nasional.
Mas Jaka memperoleh prestasi tersebut bukan dengan cara instan,  saya masih ingat beliau pernah bercerita, bahwa ketika awal belajar melukis, beliau mengalami  kesulitan untuk memegang 'mouse' komputer, tangannya yang tidak sempurna, tidak memungkinkan bagi beliau memegang ' mouse' dengan cara biasa, tapi beliau tidak menyerah.
Tekad dan kemauannya yang gigih untuk berkarya akhirnya membuahkan hasil, lambat laun dari yang kesulitan menjadi biasa dalam menggunakan 'mouse' tersebut.
Bagi saya, Â prestasi terbesar mas Jaka adalah dalam bidang pendidikan, saya terkejut ketika tahu bahwa beliau mendirikan sebuah PAUD dan TK untuk anak-anak tidak mampu, yang rumahnya terletak di pinggiran waduk kedungombo, bagaimana tidak tanpa sponsor dari manapun beliau 'nekat' mendirikan PAUD dan TK tersebut.