Meningkatnya pertambahan kasus Covid 19 salah satunya disinyalir dari sekolah yang sudah melaksanakan PTM (pertemuan tatap muka) sebanyak 100 persen, Berdasarkan data lawan covid -19, Rabu, 2 februari 2022, Surabaya mengalami peningkatan kasus Covid 19 yaitu menjadi 587 orang.Â
Akibatnya, walikota Surabaya, bapak Ery Cahyadi memberlakukan pembelajaran tatap muka secara bergantian, dengan sistem sehari masuk, sehari libur. Sistem ini diberlakukan untuk dinas pendidikan yang berada di bawah naungan Pemkot, yaitu SD dan SMP. Sementara untuk dinas pendidikan provinsi yang menaungi SMA dan SMK, belum ada instruksi Pertemuan tatap muka terbatas.
Dua tahun lamanya, dunia Pendidikan menjadi tak berdaya akibat pandemic covid 19, meski berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, agar para siswa  bisa memperoleh hak mereka sebagai pelajar, namun rupanya upaya tersebut masih banyak mengalami kendala. Dan yang paling merasakan kesulitan tersebut adalah pengajar yang berada di lapangan.Â
Jauh sebelum pelaksanaan tatap muka 100 persen diterapkan, tempat kami, salah satu  Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di kota Surabaya, sebenarnya sudah melaksanakan pertemuan tatap muka secara terbatas, bahkan itu terjadi di saat kasus Covid-19 masih tinggi.
Saat itu hanya doa yang kami panjatkan, agar kami selalu berada dalam perlindungan Allah SWT, bukan apa-apa, meski kami selaku pengajar sudah tuntas memperoleh vaksin covid 19.Â
Tetapi kemungkinan untuk terpapar virus tersebut masih selalu ada. Bagaimanapun juga, kami hanya manusia biasa dan bukan superhero yang memiliki kekuatan istimewa.
Tidak mudah sebenarnya melaksanakan pertemuan tatap muka di tengah situasi pandemic yang masih belum usai, berulang kali kami selalu mengingatkan pentingnya bagi siswa  untuk selalu disiplin melaksakan prokes (protocol kesehatan), namun, rupanya tetap tidak mudah untuk mengubah kebiasaan.Â
Butuh waktu, dan usaha lebih untuk terus mengedukasi siswa, memunculkan kesadaran pada mereka, tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Bahkan bisa diibaratkan bibir kami, para pengajar berubah fungsi seperti corong yang selalu berbunyi untuk mengingatkan para siswa agar tertib melaksanakan prokes.
.
Keputusan untuk melaksanakan PTM sebenarnya juga bukan hal yang mudah, keputusan itu diambil berdasarkan evaluasi, banyaknya hambatan yang kami alami selama proses pembelajaran daring, antara lain yang paling umum antara lain adalah;