"Laksana hujan yang pasti dan selalu datang meskipun dibenci banyak orang, Janganlah kamu berhenti hanya karena beberapa orang tidak menyukai dan mendukungmu. Raihlah mimpimu."
"Semua awan kelabu ini akan pergi. Begitu pula semua kegetiranmu. Setelah semua ini berakhir, kamu pasti akan kembali melihat kembali birunya langit lagi. Jadi, bertahanlah sebentar lagi." Pria itu tersenyum sembari menatapku. Aku hanya bisa menatapnya kembali. Tertegun akan kalimatnya.
"Aku yakin suatu hari nanti, kamu bisa membuka pameran senimu sendiri." lanjut pria itu.
"Terimakasih..."
"Guntur. Guntur Rening." tukasnya. Ah, bahkan namanya pun nersinggungan dengan hujan. Pikirku.
Guntur mengulurkan tangannya, yang dengan senang hati ku terima. Aku menjabat tangannya sebelum menjawab, "Linda. Kalinda Dipta Anadi."
"Terimakasih Guntur. Kata-katamu akan selalu kuingat."
Perlahan-lahan, setelah itu, hujan pun akhirnya berhenti. Membersitkan kembali cahaya matahari dan menampakkan biru langitnya lagi. Guntur beranjak dari tempatnya dan memberikan senyum tulus kepadaku, "Semoga berhasil mengejar mimpimu, Kalinda." sebelum akhirnya pergi meninggalkanku sendiri, masih diam termangu di depan gerai itu.
Kupalingkan pandanganku dari Guntur ke arah jalanan yang ada di depanku, kemudian bergegas pulang menuju ke rumahku. Aku tersenyum kecil selagi berpikir kepada diriku sendiri,
Mungkin, hujan tidaklah seburuk itu.
❄🌧️🌧️❄️