Mohon tunggu...
Meutia Kirana
Meutia Kirana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar Menengah ke Atas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dan Hujan

22 November 2020   00:14 Diperbarui: 23 November 2020   00:59 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tapi kalau kamu terus-terusan melihat ke arah belakang, ketika kamu menoleh, kamu mungkin bisa tertabrak." lanjutnya.

"Memang segalanya harus seimbang, ya..." ucapku yang hanya dibalas oleh anggukan pria itu.

"Tapi... apa yang kamu katakan tadi soal hujan, memang benar, kok."

"Hujan memang selalu mengingatkanku akan masa-masa terburuk dalam hidupku."

"Boleh aku bertanya kenapa?" tanyanya.

"Sejak kecil, aku selalu ingin menjadi pelukis. Akan tetapi, kedua orang tuaku dan pacarku tidak mendukungku. Mereka sama-sama bilang menjadi pelukis itu tidak berguna dan tidak akan sukses. Dan, tebak apa yang terjadi setelah itu? turunlah hujan." Aku tertawa kecil, mengingat kembali kejadian itu.

"Rasanya setelah hal buruk terjadi kepadaku, hujan akan turun. Dan itu membuatku semakin membenci hujan. Kedengarannya konyol, tapi yah, itu lah yang kurasakan."

"Mungkin mereka benar. Aku memang sebaiknya menyerah saja."

"Ah, maaf, aku tidak bermaksud sambat kepadamu."

"Tak apa, terimakasih sudah bercerita. Itu pasti terasa berat untukmu." celetuknya. 

"Aku mungkin bukan orang yang tepat yang dapat memberikanmu nasihat yang membantu, tapi..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun