Mohon tunggu...
amsir taib
amsir taib Mohon Tunggu... -

ingin belajar sastra..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ikhtiar

1 April 2011   16:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:13 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bertasbih dalam tumpukan sampah
Kau ruku' untuk raihnya
Matamu menerawang
Layaknya elang
Yang menerawang malam

Bertahmid dalam tumpukan sampah
Kau ruku' cari zikir yang hilang
Letihmu hanyalah angin yang berlalu
Lelahmu sirna dihapus keringatmu
Panasnya mata bumi,dingin bagi matamu
Dinginnya kulit bumi, panas bagi kulit mu

Kau terus bertasbih
Dengan tumpukan sampah,
Demi sebiji nasi kehidupan.
Kau terus bertahmid
Dengan lautan sampah,
Demi sesuap nasimu.

100608

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun