Bertasbih dalam tumpukan sampah
Kau ruku' untuk raihnya
Matamu menerawang
Layaknya elang
Yang menerawang malam
Bertahmid dalam tumpukan sampah
Kau ruku' cari zikir yang hilang
Letihmu hanyalah angin yang berlalu
Lelahmu sirna dihapus keringatmu
Panasnya mata bumi,dingin bagi matamu
Dinginnya kulit bumi, panas bagi kulit mu
Kau terus bertasbih
Dengan tumpukan sampah,
Demi sebiji nasi kehidupan.
Kau terus bertahmid
Dengan lautan sampah,
Demi sesuap nasimu.
100608
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!