Mohon tunggu...
Metty Lolita
Metty Lolita Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswi yang sangat simpel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Daerah yang Terlupakan #iwantitnow

24 Desember 2014   05:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:35 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mbak berasal dari daerah mana?”

Setiap ditanya seperti itu, entah kenapa emosiku selalu naik ke level tertinggi. Bukan karena nada yang kasar ataupun kata-kata yang kasar dilemparkan penanya tetapi lebih kepada respon dari jawaban yang bakal kusampaikan.

“Dari Jambi.” Seruku perlahan

“Jambi itu dimana? Dimananya Kalimantan?”

Wajahnya sangat-sangat serius. Jika saja dia memasang wajah konyol, mungkin aku adalah orang yang pertama yang akan tertawa terbahak-bahak tetapi aku hanya tersenyum konyol dan mendumel dalam hati.

“Apa kau tidak lulus dalam pelajaran geografi?”

Ingin sekali aku berteriak seperti itu. Tapi kata-kata tersebut terbilang kasar untuk kedua orang yang baru saling bertemu.

“Di Sumatra, mbak.” Kataku yang diselingi dengan kekehan perlahan yang cukup dipaksakan

“Oh, daerah Palembang.”

Oke, aku sudah menyerah. Bolehkah aku melambaikan tanganku jika ini merupakan perbuatan iseng dari variety show seperti kamera tersembunyi ataupun yang lainnya. Menyedihkan bukan? Hidup di negara yang sama yaitu negara Indonesia dengan teknologi yang super canggih saat ini merupakan hal yang sangat tidak lumrah bila kita tidak tahu provinsi-provinsi di Indonesia. Atau dalam bahasa kasarnya, ‘Apakah kalian tidak lulus pelajaran IPS pada waktu SD’. Seingatku dulu –walaupun otak ini terkadang melupakan hal-hal penting-, pada kelas enam SD, pelajaran IPS khusus mempelajari tentang provinsi-provinsi di Indonesia bahkan dunia.

Karena kejadian itulah, aku berfikir, apakah Jambi setakterkenal itu? Jambi memang bukan Kota Besar yang seperti Medan ataupun Palembang. Jambi juga tidak mempunyai pariwisata seperti Padang. Jambi seperti Kota lainnya di Indonesia yang sedang berkembang.

Dengan sejuta pertanyaan dan opini yang kini berada di otakku, seorang wanita dengan pakaian berwarna kuning dengan lambang indosat menghampiriku. Dia tersenyum sama seperti sales-sales lainnya.

“Mbak, kita lagi ngadain promo nih.”

Jujur saja, aku tak terlalu tertarik dengan promo. Karena dalam promo pasti ada syarat dan ketentuan yang berlaku tetapi aku masih tersenyum menunggu berakhirnya perkataan sales tersebut.

“Promo gratis internetan unlimitied selama satu tahun penuh.”

Aku tercengang. Apa mbak didepannya ini menggigau  atau sedang bercanda? Paket unlimitied selama setahun penuh, apapun bisa aku lakukan dengan paket sebanyak itu. Bisa internetan sepuasnya dimanapun dan kapapun. Tetapi melakukan hal tersebut setiap hari,  bukankah malah menambah kebosanan. Aku berfikir sebentar sebelum menyambut tawaran sang mbak sales.

Selain hal-hal lumayan penting itu, apalagi yang harus aku lakukan dengan kuota sebanyak itu. Bukankah sangat mubajir jika hanya digunakan untuk hal-hal seperti itu? Aku ingin sekali menggunakannya untuk hal-hal yang sangat berguna, tapi apa?

Aku tersenyum perlahan, kepalaku seperti terkena aliran ide yang terbilang cukup jenius walaupun banyak yang sudah melakukannya.

“Aku mau mbak.”

Seru dengan cepat.

***

Aku tak pernah melakukan hal gila seperti, berjalan-jalan di seluruh Kota Jambi dengan membawa kamera yang tak terlalu canggih. Aku berkeliling Kota Jambi untuk merekam semua hal yang ada di Kota Jambi. Mulai dari adatnya, kebiasaan, makanan dan tentunya pariwisata. Ini merupakan hal baru yang pertama kali ku kerjakan, bukan hanya belajar merekam tetapi juga belajar untuk mengedit semua video yang telah selesai kurekam.

Lalu apa yang akan aku lakukan dengan video itu?

***

Aku menghidupkan laptop butut itu, walaupun butut dan usang setidaknya laptop tua itu masih bisa menyala. Memang proses loading-nya agak lama dan menguras tenaga dan kesabaran. Bahkan berkali-kali aku terus menasehati diriku untuk tetap bersabar.

Nah setelah bersabar menunggu, tak tahu berapa lama aku menunggu yang penting layar persegi panjang itu menyala dan menampilkan layar desktop dengan background salah satu grup favoritku.

Ku klik salah satu ikon internet, tak lupa sebelumnya modem dengan kartu unlimitied telah siap sedia. Aku langsung membuka salah satu media penyebar video. Dengan judul video “All About Kota Jambi”, aku siap melanjutkan misiku selanjutnya.

Meng-share video adalah salah satu ajang promosi yang baik, aku membagikan video tersebut ke semua media sosial yang ku punya.

‘Mungkin dengan begini, Kota Jambi akan lebih dikenal oleh berbagai kalangan’ pikirku sambil tersenyum.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun