Mampukah kita menjadi pemenang jika tidak mampu beradaptasi ? Untuk bisa bertahan tentunya dibutuhkan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Di era sekarang ini kita dituntut untuk terus bergerak cepat untuk menemukan hal-hal baru yang dapat menciptakan perubahan. Persaingan yang semakin ketat, mengakibatkan organisasi juga  harus berupaya melakukan berbagai strategi untuk pertahanan maupun pengembangan dalam bisnis maupun organisasi . Di Indonesia sendiri sudah banyak organisasi yang merupakan organisasi  agile atau organisasi yang lincah. Untuk menjadi organisasi yang agile bukanlah suatu perkara mudah, apalagi organisasi tersebut sudah memiliki perjalanan yang cukup panjang dan berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip yang sudah dianut selama ini. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menjadi organisasi yang agile jika organisasi tersebut bersedia melakukan perubahan. Faktanya, organisasi yang tidak agile akan sulit untuk bertahan di masa depan karena perubahan adalah hal yang wajib terjadi.
Agile organization (AO) merupakan organisasi atau perusahaan yang memiliki kemampuan untuk merespon dan beradaptasi dengan cepat terhadap keadaan yang berubah. Dengan menjadi AO, perusahaan atau organisasi dapat menggabungkan kecepatan dan stabilitas dalam bekerja. Perusahaan yang termasuk AO juga akan bekerja dengan waktu yang efektif dan tetap konsisten, walaupun sedang berada dalam situasi yang tidak pasti. Selain itu, agility atau ketangkasan dapat membantu memperjelas peran, inovasi, dan disiplin operasional. Pada akhirnya, itu semua akan memberikan hasil yang positif untuk kesehatan kinerja organisasi.
Agilitas organisasi sendiri terbentuk dari sekumpulan tim yang berorientasi pada nilai-nilai manusia organisasi yang menunjukkan proses pembelajaran dan pengambilan keputusan cepat, memanfaatkan teknologi dan berbasis pada komitmen tujuan bersama untuk menciptakan nilai bagi stakeholder (Darino, Sieberer, Vos, & Williams, 2019). Pendekatan agilitas tidak hanya mampu mempercepat pertumbuhan yang benefisial bagi organisasi, tetapi juga menciptakan generasi baru yang potensial dan terampil (Rigby, Sutherland, & Takeuchi, 2016). Organisasi-organisasi yang agile memiliki kemampuan yang cepat dalam merespon dan beradaptasi terhadap perubahan serta tantangan yang dihadapi di lingkungannya.
Untuk menjadi perusahaan yang lebih agile ada beberapa hal yang wajib diterapkan, seperti:  (1) Tujuan, visi dan Misi yang jelas, yang dimana tujuan, visi dan misi tersebut dapat memperngaruhi seluruh kinerja orang yang berada dalam organisasi tersebut, baik itu karyawan maupun pemimpin dari organisasi sehingga organisasi atau perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan panduan yang telah ditentukan sebelumnya. (2) Memiliki struktur yang datar, artinya jika ingin melakukan pengajuan atau memiliki ide yang ingin dikembangkan tidak sulit untuk meminta persetujuan. Adapaun pihak-pihak yang bertanggung jawab tidak terlalu lama dalam menentukan keputusan. Hubungan bawahan dan atasan berjalan lebih fleksibel sehingga  ketika dalam penetapan keputusan bisa dilakukan dengan cepat, tepat namun tetap sesuai dengan tujuan perusahaan atau organisasi (3) Berani mencoba hal-hal baru, organisasi yang disebut agile merupakan organisasi yang berani mencoba hal baru tanpa takut adanya kegagalan. Organisasi yang agile menganggap kegagalan sebagai awal untuk mendapatkan hal yang tak terduga, dan menjadikan kegagalan sebagai pengalaman (4) Karyawan memiliki peluang yang sama, artinya seluruh karyawan memiliki peluang untuk menjadi pribadi yang lebih berkualitas. Karyawan diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki, jika gagal masih ada kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran dari pengalaman, dan  (5)Memanfaatkan teknologi, organisasi yang agile mampu mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Salah satu contoh organisasi yang agile adalah Tanoto Fundation yang merupakan sebuah organisai filantropi independen yang didirikan oleh Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei atas keyakinan bahwa setiap individu harus mempunyai kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh. Tanoto Fundation memulai kegiatannya pada tahun 1981 yang berfokus pada bidang pendidikan dengan tiga program utama, yaitu program SIGAP, PINTAR dan TELADAN. Â Organisasi ini dikatakan sebagai organisasi yang agile karena mampu beradaptasi dengan cepat meskipun sudah berdiri sejak lama. Tanoto Fundation memegang nilai-nilai inti atau core values yang selaras dengan tantangan saat ini. Adapun nilai-nilai tersebut adalah complementary team yang berarti memiliki team yang satu tujuan dan saling melengkapi dalam kerja sama team. Ownership atau memlihara rasa memiliki untuk menjadikan yang terbaik. People atau penggambaran sumber daya manusia untuk tumbuh bersama, intergritas, customer atau kepeduliaan terhadap pelanggan dan continous improvement atau sikap untuk melakukan perbaikan terus-menerus. Dengan nilai-nilai yang diyakini menjadikan Tanoto Fundation mampu menghadapi tantangan-tantangan saat ini.
Hal ini lah yang menjadikan Tanoto Fundation Sebagai organisasi yang agile, karena mampu mengembangkan keterampilan, mencoba hal-hal baru, perbaikan dalam organisasi maupun individu dan memanfaatkan teknologi sesuai kebutuhan organisasi itu sendiri dan yang paling penting Tanoto Fundation memiliki visi misi serta tujuan yang detail. Oleh karena itu, Â syarat untuk organisasi agar mampu bertahan dalam persaingan harus berani mencoba hal-baru, harus mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan lincah dalam menentukan strategi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H