Mohon tunggu...
Metri Elvianika
Metri Elvianika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sayang tapi Mengekang? Memahami dan Mengelola Emosi pada Remaja yang Memiliki Orang Tua Overprotective

3 Juli 2024   21:40 Diperbarui: 3 Juli 2024   21:44 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama Mahasiswa : Metri Elvianika (132022039)
Nama Dosen Pembimbing : Adhi Krisna Maria Agustin


    Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan yang nantinya akan mempengaruhi tumbuh kembang pada anak. Keluarga menjadi bagian paling penting dalam perkembangan anak karena keluarga menjadi tempat pendidikan pertama bagi seorang anak, apa yang didapatkan dari lingkungan keluarga nantinya akan menjadi bekal untuk seumur hidup, pendidikan yang diberikan oleh keluarga tidak akan didapatkan dimanapun karena setiap keluarga memiliki cara tersendiri dalam mendidik seorang anak, maka keluarga yang menentukan karakter anak dimasa depan.


  Orang tua memiliki peran penting dalam proses perkembangan anak, terutama dalam melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan anak. Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak, pola asuh orang tua nantinya akan membentk karakter setiap anak. Pola asuh yang diberikan orang tua terhadap anak akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, karena pola asuh orang tua akan menentukan karakter pada anak. Semua pola asuh yang diberikan oleh orang tua adalah baik, karena setiap orang tua pasti memiliki pertimbangan dalam mengasuh anak, maka setiap orang tua pasti memiliki cara tersendiri dalam mengasuh anak, dan tentunya akan memunculkan banyak karakter pada setiap individu.


    Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak – kanak menuju dewasa , masa ini yang sangat pentng untuk diperhatikan, orang tua harus berperan aktif dalam masa ini, karena anak yang sedang dimasa ini biasanya sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan yang sedang mereka tempati, ketika anak berada pada lingkungan yang positif maka anak juga akan terpengaruh pada hal yang positif, namun sebaliknya jika anak berada pada lingkungan yang negative maka anak juga akan terjerumus pada hal yang negative, oleh karena itu pengawasan orang tua dalam hal ini sangat diperlukan.


    Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan terhadap dua responden , saya menemukan dua pola asuh yang berbeda dari segi bagaimana orang tua menunjukan kasih sayangnya terhadap anak. Kedua responden sama – sama memiliki keluarga yang sayang terhadap mereka namun berbeda dalam menunjukan kasih sayangnya. Responden pertama memiliki orang tua yang sibuk dengan pekerjaanya namun menuruti apa segala keinginannya, sedagkan responded kedua juga memiliki orangtua yang selalu sibuk dengan pekerjaannya juga selalu mengusahakan apa yang anaknya inginkan nemun hidup responden kedua tidak bebas karena pengawasan yang dilakukan oleh orang tuanya sangat ketat. Responden pertama merasa senang karena merasa hidup bebas dan setiap keinginan dapat terpenuhi, namum dia merasa bahwa hidupnya tidak diperhatikan oleh orang tuanya karena kesibukan dalam bekerja, dia merasa bahwa dia hanya merasa cukup dalam finansial namun tidak merasakan kasih sayang dari orangtuanya. 

Responden pertama merasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya sehingga dia mencari perhatian diluar , bagaimana caranya agar dia mendapatkan apa yang dia inginkan, dia mencari lingkungan yang dia merasa nyaman berada dalam lingkungan tersebut, dan lngkungan tersebut memberikan apa yang tidak diperoleh responden pertama di rumah. Responden kedua merasa senang karena apa yang dia mau dan dia butuhkan selalu diusahakan oleh orangtuanya, namun dia merasa terkekang dan merasa tidak bebas dalam kehidupannya, dia merasa diperhatikan namun dia juga ingin hidup bebas seperti teman – temannya. Karena responden kedua merasa terkekang dalam hidupnya ,dia jadi sering berbohong kepada orangtuanya agar apa yang dia inginkan bisa terpenuhi. Orang tua responden kedua sangat ketat dalam melakukan pengawasan, setiap dia keluar pasti selalu ditelpon untuk menyuruhnya segera pulang.


    Dari kedua responden tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa pola asuh yang diberikan pasti berbeda dan akan membentuk kepribadian yang berbeda. Dari responden pertama dia terpenuhi secara finansial namun dia merasa tidak terpenuhi secara kasih sayang sehingga dia mencari kenyamanan di luar rumah, menurut saya kecukupan dalam finansial juga bentuk kasih sayang dari orang tua terhadap anaknya. Responden kedua merasa tercukupi secara kebutuhan yang selalu diusahakan , namun dia merasa terkekang karena setiap pergerakan selalu diawasi dan dia merasa terkekang. Dapat dilihat secara jelas bahwa pola asuh yang diberikan berbeda, dan anak akan meluapkan apa yang dirasa tidak nyaman dengan cara memberontak.


    Pola asuh orang tua yang overprotective terhadap anak sebenarnya tidak ada salahnya, karena setiap orangtua memiliki alasan maupun pertimbangan tersendiri untuk anaknya dan tentunya orang tua yang lebih tau apa yang terbaik untuk anaknya. Namun pola asuh overprotective dapat memunculkan dampak untuk anak sekaligus orangtua, anak yang terpenuhi secara finansial namun tidak terpenui secara kasih sayang dan anak yang terpenuhi secara finan sial dan merasa hidupnya tidak bebas merupakan hal yang sama, anak merasa bahwa dia terkekang dengan cara orang tua menunjukan kasih sayangnya. Gaya pola asuh overprotective dapat berpengaruh pada perkembangan emosi remaja, remaja yang memiliki orang tua overprotective biasanya emosinya tidak stabil dan rentan memiliki emosi yang negative, oleh karena itu remaja memerlukan upaya / strategi dalam mengelola emosi dan setiap remaja pasti memiliki cara tersendiri dalam mengelola emosinya.


    Regulasi emosi merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan, semua tergantung pada setiap individu tersebut, pola asuh yang diberikan juga dapat membentuk regulasi emosi pada setiap anak, bagaimana cara orang tua mendidik anak dapat menggambarkan cara anak untuk mengontrol emosi mereka. Anak yang memiliki orang tua yang overprotective juga perlu memiliki strategi untuk bisa mengontrol emosinya dalam menghadapi orangtuanya misalnya dengan cara mengikuti batasan yang diberikan oleh orangtua, menyibukkan diri ke hal yang lebih positif, selalu komunikasi dengan orang tua agar orang tua percaya.


    Setiap orang tua pasti memiliki alasan tersendiri dalam mengasuh anak karena mereka juga mengetahui dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Setiap pola asuh yang diberikan tidak ada yang salah maupun buruk, semua baik tergantung dengan tingkat kebutuhan orang tua dan anak. Pola asuh juga menentukan kepribadian setiap anak , karakteristik anak dan juga cara mengelola emosi anak, apa yang orang tua lakukan akan menjadi contoh bagi anaknya, terutama dalam meluapkan dan mengendalikan emosi, anak cenderung melihat orang tuanya dan akan menjadikan hal tersebut sebagai contoh bahkan cara meluapkannya bisa melebihi dari apa yang dilihat. Oleh karena itu perlu adanya regulasi emosi agar emosi setiap individu dapat terkontrol dan dapat dikendalikan secara baik.


Konselor ada untuk mendukung dan membantu anda dalam menemukan solusi terbaik, konselor siap menjadi pendengar yang baik sekaligus bisa memberikan anda wawasan yang cukup luas, jangan ragu untuk menghubungi konselor ketika anda membutuhkan bantuan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun