Mohon tunggu...
prim.
prim. Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hadiah dari Wonogiri

18 Desember 2015   14:03 Diperbarui: 17 Oktober 2018   12:20 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wonogiri, mungkin agak asing untuk orang-orang yang belum tau jawa tenagah sepenuhnya. Sebagian besar orang-orang yang saya ceritakan tentang liburan saya di wonogiri pasti menyangka bahwa wonogiri berada di daerah Jawa Timur. Bukan, wonogiri itu salahsatu kabupaten di Jawa Tengah, bagian timur. Wonogiri adalah kabupaten yang khas dengan cita rasa bakso nya. Ya, wonogiri khas dengan bakso daging sapinya yang lezat. Setelah beberapa kali icip-icip bakso di wonogiri, d warung kecilpun baksonya meman enak, rasa daging bukan rasa tepung. Ah, sudah tinggalkan dulu cerita baksonya.

Kalo anda mau liburan di wonogiri, pasti yang terlintas adalah waduknya. Waduk gajah mungkur. Ternyata selain waduk gajah mungkur, wonogiri punya sisi lain yang lebih romantis: Gantole. Gantole ini ada di sebelah utara waduk, kalo saya tidak salah. Biasanya digunakan untuk olahraga paralayang. Namun karena keindahannya, gantole juga dipakai untuk wisata warga sekitar yang ingin melihat luasnya perairan gajahmungkur dan keindahan wonogiri dari atas. Pagi-pagi biar ga rame, saya melakukan perjalanan ke gantole. Gantole terdiri dari gantole atas, dan gantole bawah. Biasanya wisatawan lebih memilih gantole bawah karena pemandangan relaif lebih indah kalo dibangkan dengan gantole atas.

Kawasan gantole ini kira-kira berjarak 3 kilometer dari kota wonogiri, ambil arah menuju waduk gajah mungkur, nah gapura gantole ada di kanan jalan sebelum gajah mungkur. Saaran saya, mending pakai kendaraan roda dua saja, karena jalannya relatif sempit dan nanjak. Gausah bawa barang banyak-banyak ya biar ga berat kalo nanjak-nanjak. Awalnya sih jalannya nanjak-nanjak sempit tapi halus wajar kaya jalan pedesaan gitu, tapi ko semakin naik semakin curam ya tanjakannya. Tapi semua rasa deg-deg-an karena tannjakan itu kebayar ko sama indahnya pemangdangan gajahmungkur dan wonogiri dari atas sini.

Nah, setelah asik pagi-pagi menikmati pemandangan wonogiri, saatnya makan siang. Siang itu saya diajak makan nasi dengan ikan dan sambal yang berwarna hitam. Sambal hitam? Namanya sambal cabuk. Dulunya, sambal cabuk ini makanan yang dinikmati hampir disetiap rumah di wonogiri. Tapi seiring perkembangan zaman kuliner ini terpinggirkan. Di pasar kota wonogiri sambal cabuk ini masih bisa ditemui (sam ibu sih kesininya, takut nyasar :D). Sambal ini berbahan wijen, langkanya wijen dan pembuatannya yang agak rumit, dan tampilannya yang hitampekat dan terlihat kurang menggugah selera jadi kurang diminati. Warna hitam ini berasal dari campuran daun pisang yang dibakar dan wijen yang disangrai. Kalau dilihat mungkin aneh kaya pasir basah warnanya hitam. Tapi kalau mau coba, duh enak banget, jangan cuma lihat dari tampilannya doang.

Besoknya, saya diajak lagi untuk menikmati wonogiri dari sisi yang lain. Kalau kemarin sudah menikmati gantole, hari ini menikmati wadukgajah mungkurnya. Stelah dari waduk ke bagian (tebing-tebing putih gitu) bagus buat foto, bisa juga lihat waduknya dari pinggir jalan. Nah kalau tempat ini saya emang gatau nama daerahnya, tapi masih searah ko sama waduk gajahmungkur, ada disebalah kanan jalan juga. Enaknya sore-sore kesini, bisa liat bagusnya senja.

Alam Indonesia itu indah lho, masih mau stalking di rumah aja? Yuk nikmati keindahan alam indonesia tanpa harus merusaknya. Yuk jaga tradisi dan budaya nenek moyang tanpa harus gengsi. Dan nikmati kekayaan kuliner indonesia. Jangan sampai punah atau diambil negara orang baru teriak-teriak "itu punya Indonesia". Salam!

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun