Mohon tunggu...
Metriadi Afrikh Heru
Metriadi Afrikh Heru Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fak. Hukum Unand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Great Wall Bernuansa Tembok Cina

1 September 2013   20:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:31 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://4.bp.blogspot.com/-NSzw2qtphd8/Ucre_DYAWLI/AAAAAAAAAMQ/hQQqSstxo1w/s320/great+mantap.jpg



Bagi masyarakat yang ingin menikmati keindahan alam seperti tembok besar di negeri China ,sekarang tidak mesti keluar negeri. Karena di Sumaetra Barat telah dibangun  Objek wisata "Janjang Koto Gadang" ( The Great Wall of Koto Gadang). Objek wisata berbentuk jenjang dengan arsitektur dan kreatifitas tinggi menyerupai objek wisata terkenal kelas dunia ,yaitu Tembok Besar china.

Great wall atau berlokasi strategis di dekat objek wisata Panorama dan Ngarai Sianok.  Dinding Ngarai Sianok yang tinggi menjulang diantara persawahan dan diapit oleh Gunung Merapi dan Singgalang semakin membuat pengunjung terkesima . Great wall atau Janjang Koto gadang sesuai dengan namanya terletak di daerah Koto Gadang, kecamatan Ampek koto, kabupaten Agam, Sumatera barat. Jenjang unik ini juga sebagai penghubung antara kota Bukittinggi dengan kabupaten Agam.

Objek wisata berbentuk jenjang ini juga arena yang bagus digunakan untuk jogging dan untuk kesegaran fisik sembari menyantap indahnya pemandangan disekelilingnya.

Masih ada lagi sudut-sudut menarik jika kita mengunjungii Great wall, dibagian bawah Ngarai Sianok akan terlihat Batang Aia atau sungai yang dialiri air jernih mengucur deras dan tenang hingga suara airnya terdengar sampai ke Great wall. Selain itu juga tampak sekumpulan kera penghuni ngarai yang keberadaanya sangat menghibur pengunjung.
Untuk datang kesini tidak dipungut biaya apapun. Pengunjung bebas menikmati pemandangan yang tersaji secara alami. Akses kesinipun sangat mudah dan dekat dari pusat kota Bukittinggi. Kita cukup jalan kaki saja setelah berhenti di simpang Atas Ngarai. Dari simpang ini kita turun kebawah sekitar 500 meter kemudian akan tampak jalan masuk ke Great Wall.

Great Wall dibangun berkat usaha keras masyarakat ,sumbangan donator dan perantau minang yang menelan biaya 2 miliar. Namun biaya yang besar itu seakan terbayar lunas dengan hasil pembangunannya serta banyaknya pengunjung yang datang setiap hari.

Great Wall meningkatkan perekonomian warga

Dibangunnya Great Wall juga berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat. Mereka bisa berdagang dan mendirikan kafe ditengah keramaian wisatawan. Hal ini sejalan dengan tujuan wal pendiriannya yaitu untuk meningkatkan akses ekonomi masyarakat serta mempromosikan pariwisata yang terdapat di Koto Gadang. Tampak dari jalan masuk great wall hingga ujung jenjang yang turun naik ini berjejeran pedagang. Mulai penjual souvenir daerah seperti miniature rumah gadang, gantungan kunci, pin, pakaian dan tentu saja makanan serta minuman.

Hendri, salah satu pedagang yang juga warga asli ngarai sianok ini mengaku sangat bahagia dengan adanya great wall ini. Ia bisa menjajakan makanan dan minuman ringan didepan rumahnya sendiri yang terletak di bawah ngarai tanpa harus mendaki jauh keatas untuk berdagang di pasar. Tampak wajah berserinya sembari melayani wisatawan yang singgah diwarungnya. “Keadaan ini cukup meringankan beban orangtua dan biaya sekolah adik adik saya”, tutur anak sulung dari delapan bersaudara ini. Bangunan Great Wall sendiri sangat meringankannya dan warga setempat dalam akses ke atas ngarai dan kekota. Jika ingin keatas ngarai dahulunya  hanya bertemankan jalan setapak dikerubungi ilalang, namun sekarang beralaskan lantai megah dan susunan karya anak bangsa berlabel ‘Great wall’.

Sudut yang Menarik di Great Wall

Diantara indahnya rangkaian janjang koto gadang ini ada beberapa sudut yang menonjol. Pertama pada gerbang masuk great wall. Tampak sebuah monumen setinggi 2 meter berbentuk kotak merah persegi panjang.  Pada monumen itu tertulis tanggal pendirian dan peresmian objek wosata ini , yaitu pada tanggal 26 januari 2013 Oleh Menkominfo RI Tiffatul Sembiring. Kemudian ada lagi yang tak kalah menarik yaitu dipertengahan janjang terdapat bagian yang cukup luas sekitar 4x4 meter diatas tebing curam berbentuk kotak. Disinilah semua keindahan alam akan Nampak secara jelas.

Semua keindahan Great wall ini memang sangat menarik perhatian masyarakat. Namun masih ada saja pengunjung usil tak bertanggungjawab yang mencoret-coret dinding Great wall dan membuang sampah sembarangan, hal ini sangat disayangkan oleh warga setempat. Parnah sekali penulis memergoki pengunjung yang tanpa malu mencoret-coret namnya denga spidol di dinding Great wall. Kontan langsung saja salah satu pedagang disekitar sana menegur si penunjung yang masih anak sekolahan itu.

Ide pendirian Great Wall timbul setelah terjadinya gempa bumi di Sumatera Barata tahun 2007 yang menyebabkan bangunan janjang seribu rusak parah, sehingga masyarakat berencana untuk membangun kembali.


Terlepas dari megah dan ramainya pengunjung Great Wall, pelestarian adalah hal yang penting sehinggapengunjung senantiasa nyaman menikmatinya. "Terpenting sekali, jangan budaya Minangkabau hilang karena banyaknya pengunjung yang datang dari berbagai daerah, bahkan dunia," pesan Tifatul Sembiring.
(Met)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun