Mohon tunggu...
METI NOPITA 2020
METI NOPITA 2020 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Biologi

Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Lapisan Ozon, Mari Stop Penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO)

20 Desember 2022   22:14 Diperbarui: 20 Desember 2022   22:28 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lapisan ozon dikenal sebagai pelindung bumi dari radiasi sinar ultraviolet matahari, namun ozon yang secara alami diproduksi di lapisan stratosfer secara bertahap telah dan sedang dirusak oleh bahan kimia buatan manusia. Bahan kimia ini disebut sebagai Bahan Perusak Ozon (BPO). BPO merupakan senyawa -- senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan molekul ozon di lapisan stratosfer, sehingga membuat lapisan ozon semakin tipis bahkan rusak.

            Dalam masyarakat modern, senyawa-senyawa kimia perusak lapisan ozon banyak digunakan oleh manusia, mulai di rumah tangga hingga dunia industry. CFC (Klorofluorokarbon) menjadi penyebab utama menipisnya lapisan ozon  yang mengakibatkan bumi kurang terlindungi paparan sinar ultraviolet dari matahari yang membahayakan kesehatan manuasia Semakin banyak penggunaan bahan kimia perusak lapisan ozon, maka kerusakan lapisan ozon akan semakin parah. Para ilmuwan memperkirakan bahwa satu atom klorin dapat menghancurkan 100.000 molekul ozon di stratosfer. Menipisnya lapisan ozon, dan terbentuknya lubang ozon terbentuk sejak 1983 di Kutub Selatan belum pernah membaik sejak terbentuk. Kondisi ini sebenarnya telah diantisipasi dengan komitmen 180 negara di dunia dalam protokol Montreal, namun meski penggunaan bahan perusak lapisan ozon telah dilarang dan dikurangi pada kenyataannya sisa penggunaan zat ini di masa lalu masih dapat mempengaruhi lapisan pelindung ozon di stratosfer. Penelitian menunjukkan bahwa penipisan lapisan ozon terjadi di seluruh dunia, sehingga hasil perhitungan para ahli, jika kita bersama-sama menerapkan protokol Montreal 1989 secara ketat, kemungkinan besar pada tahun 2050 bumi akan pulih.

            Penipisan ozon dapat menyebabkan peningkatan jumlah radiasi UltraViolet yang mencapai bumi. Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kasus penyakit katarak, kanker kulit, dan gangguan sistem kekebalan tubuh. Sekitar 12 - 15 juta orang di seluruh dunia menderita kebutaan akibat katarak dan tidak main -- main sekitar 18 - 30 juta orang lainnya mengalami gangguan penglihatan. Paparan UltraViolet yang berlebihan berperan dalam menyebabkan penuaan dini, kerusakan DNA, dan kromosom. Kerusakan serat-serat kolagen dan elastisitas kulit pembuluh darah menyebabkan kulit menjadi gelap dan terbakar, serta berisiko terjadinya keganasan kulit atau kanker paparan UV yang berlebihan.

            Selain itu, akibat meningkatnya radiasi UltraViolet oleh penipisan ozon berdampak pada masalah lingkungan terutama tanah. Radiasi UV-B menimbulkan kerusakan sampai 20 meter dibawah permukaan air yang jernih. Tanah kehilangan kesuburannya yang akhirnya merusak vegetasi dan ekosistem. Berkurangnya tanaman pertanian dan hasil hutan komersial menipis, semua dampak negative tersebut dapat kita atasi bersama - sama. Pemerintah Indonesia sendiri sudah membuat peraturan perundang-undangan melalui tindakan legislasi dan pemaksaan kepatuhan. Sementara untuk kita masing-masing individu, langkah mengurangi efek dari pemakaian CFC yaitu :

  • Mulai menggunakan angkutan umum massal, berjalan kaki atau bersepeda untuk mengurangi produksi zat dan polutan berbahaya.
  • Minimalkan penggunaan peralatan yang mengandung CFC. Bahan pendingin buatan (syntetic refrigerant) berbahan CFC dapat merusak lapisan ozon bumi. Lemari pendingin dan Pendingin ruangan (AC) yang memakai CFC beralih menjadi non-CFC.
  • Matikan perangkat elektronik saat tidak terpakai. Alih -- alih menggunakan listrik secara terus menerus, kita juga bisa memilih untuk mengadopsi sumber energi terbarukan untuk kebutuhan sehari-hari.
  • Melakukan kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dapat membantu pencegahan terjadinya pemanasan global sekaligus untuk mengurangi sampah.

  • Penggantian CFC dengan senyawa baru harus memperhatikan sifat-sifat berikut yaitu, tidak berbahaya, tidak beracun dan tidak mudah terbakar; harganya relative murah; tahan terhadap panas dan reaksi kimia; mudah berubah dari fase cair ke gas atau sebaliknya; serta dapat melarutkan minyak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun