Â
Hakekat hidup adalah untuk mati. Hakekat mati adalah sama seperti halnya lahir, bersih tanpa membawa apa-apa. Hidup adalah datang dan pergi, lahir dan mati. Menikmati dengan rasa yang sama indahnya. Lahir akan membawa kematian, ada saatnya datang ada saatnya pergi, ada saatnya bertemu ada saatnya berpisah. Dan untuk Ario dan Mario Teguh, perjalanan kebersamaan selama hidup dipisahkan dengan jarak dan waktu.
 Kisah yang sama dengan anak-anak saya. Tidak mungkin saya menganggap Ario anakku, karena usia Ario 30 tahun sedang saya 43 tahun. Dan saat ini dia masih bersama ibunya. Jika saat kemaren saya menulis bagaimana mensikapi sebuah perceraian dan patah hati, maka kali ini saya akan menuliskan hal yang sering saya sampaikan kepada anak-anak saya setelah ditinggal pergi bapaknya, tanpa kabar dan tanpa pesan.
 Perpisahan identik dengan kesedihan dan air mata. Kemana akan berujung, menjadi pelajaran positif dan negatif adalah kembali kepada diri kita sendiri dalam mengambil sikap, memandang masalah dan bagaimana menghadapinya. Tidak ada anak yang tidak menangis saat berpisah dengan ayah yang dicintainya, demikin juga dengan istri yang ditinggalkan suaminya. Menyedihkan, tetapi itulah kenyataan yang harus dihadapi.
 Dengan keyakinan bahwa kehidupan telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, maka sebagai manusia tidak ada pilihan lain selain menerima kenyataan, pasrah dan menjalaninya dengan ikhlas dan tetap selalu berserah kepadaNya, pembuat garis kehidupan. Tidak perlu bertanya, tidak perlu menuntut, jalani saja. Ketika takdir sudah ditentukan maka tidak ada pilihan lain kecuali menerimanya. Bagaimana cara mensikapinya adalah sebuah pilihan. Mensikapi dengan kesedihan hanya akan membuat hidup kita semakin berat, mensikapi dengan tertawa maka akan membuat hidup kita semakin ringan dan bahagia.
 Hubungan manusia dengan Tuhan adalah hubungan pribadi, pertanggungjawaban manusia dengan Tuhannya adalah sebuah pertanggungjawaban pribadi. Maka hidup manusia tidak akan mati hanya karena ditinggal bapaknya, hanya karena tidak diakui bapaknya. Masih banyak orang berhasil dan bahagia tanpa bapaknya, masih banyak anak yatim piatu yang bisa bahagia tanpa orang tuanya. Banyak hal yang bisa disyukuri dalam hidup ini, selalu melihat ke bawah untuk sebuah penderitaan sehingga selalu bersyukur dan selalu melihat ke atas untuk sebuah cita-cita sehingga kita tidak pernah berhenti untuk berusaha.
 Penderitaan membuat kita mengerti artinya bahagia, kesedihan membuat kita semakin tegar dan kuat dalam menghadapi hidup. Jika kita dibuat susah orang lain, artinya Tuhan memberi kita kesempatan untuk diberikan pahala dari orang yang menyusahkan kita. Banyak doa malaikat untuk orang yang dizolimi. Jadi selalu berserah dan tetap menyakini bahwa Tuhan selalu mempunyai rencana yang terbaik buat hidup kita adalah sebuah kepasrahan hidup yang membut hidup kita selalu tentram.
 Biarkan Mario Teguh dengan hidupnya, jika itu menurutnya yang paling baik, biarkanlah itu menjadi tanggung jawab pribadinya dengan Tuhannya, biarkan dia menanggungnya sendiri, dan jangan merusak kebahagiaan kita dengan sebuah harapan yang hanya akan menyakiti diri sendiri. Pengakuan tidak akan mempengaruhi apapun dalam hidup seorang Kiswinar.
 Tetaplah kamu menjadi elang yang gagah perkasa terbang seorang diri, mengepakkan sayapmu ke alam raya. Tanpa bapak,  hidupmu tidak akan mati. Buktikan bahwa kebahagiaan adalah darimu sendiri, sedang membahagiakan orang lain adalah pelengkap yang semakin membuat hidupmu akan semakin indah. Berdamailah dengan dirimu sendiri maka kamu akan semakin bahagia.
 Lepaskan dan lupakan semua yang terjadi. Hidupmu akan semakin menjadi bernilai jika kamu tetap mencintai dan mendoakan kebaikan ayahmu, bahwa Kiswinar adalah manusia dengan lautan samudra anugrah kebaikan kehidupan. Hidupmu akan semakin berkah, akan semakin indah. Percayalah kehidupan telah mempunyai timbangan sendiri lengkap dengan takaran karmanya. Jangan pernah berhenti untuk berpikir positif, berbuat baik dan selalu menjalani hidup ini dengan kepasrahan dan keyakinan kepada Tuhan maka semua akan diberikan apa yang menjadi haknya, baik hadiah maupun hukumannya. Jangan kau kotori hatimu dengan harapan yang akhirnya menyakiti dirimu sendiri.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H