Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Spiritual Negeri, Melepaskan Saling Ketergantungan pada Sebuah Kekuatan Besar

26 Agustus 2018   23:28 Diperbarui: 26 Agustus 2018   23:37 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika air lautan itu kembali ke laut, maka batu tugu raksasa tetap bertahan demikian kuatnya. Dan seketika aku membayangkan sebuah kekuatan yang tak tertanding, bahwa kekuatan yang paling kuat yang bisa melawan kekerasan adalah kelembutan. Teringat mainan anakku, squeeze, lembut dan lembek, sebuah bentuk yang tidak bisa menjadi pegangan saking lembeknya, saking lumernya.

Sesuatu yang demikian lembutnya, sehingga ketika diserang dalam kekuatan sebesar apapun tidak akan mampu menghancurkannya. dan aku mulai bisa merasakan saat mencoba membuat lembek diriku, tali-tali sebagai bagian simbol dari kepentingan-kepentingan yang ingin dicapai perlahan mulai melemah. Ibarat pohon yang ditancapkan ke dalam lumpur yang demikian lembek dan berair, perlahan pohon itu mulai roboh, tidka bisa berdiri tegak.

Beberapa bagian ikatan yang membelitku akhirnya tergelincir saking licinnya, saking lembeknya, tidak ada lagi bagian yang bisa menahannya. Aku membuat diriku sendiri menjadi demikian lembek, bukan cairan, aku berbentuk tetapi tidak bisa dibenturkan, apalagi dihancurkan. Gimbal tetapi sangat-sangat lunak, sungguh tidak mudah membayangkannya. Tetapi aku menemukan bahwa itu adalah kekuatan yang sesungguhnya.

Semua yang ada di sekitarku perlahan-lahan melunak, dan kehilangan kekuatannya. Ombak lautan yang bergulung-gulung dari berbagai sisi masih menerjang demikian kerasnya, bergemuruh menimbulkan suara keras, berdentuman, dan tugu batu itu akhirnya melunak perlahan dan terbawa oleh terjangan ombak lautan yang dihadirkan sebagai penyapu semua besarnya piranti dan kekuatan yang sudah dibangun sekian lama.

Di atasnya langit selalu ada langit, di setiap masalah pasti ada penyelesaiannya. Dan setiap kekuatan pasti mempunyai kelemahan, karena demikianlah hukum alam, tidak pernah ada yang abadi dalam sebuah peristiwa di dunia, bagaikan siang dan malam yang akan selalu berganti, bagaikan matahari dan bulan yang selalu silih berganti menerangi bumi.

Bagaikan putaran roda yang bergerak ke atas dan ke bawah, semuanya mempunyai jatah sendiri-sendiri, mempunyai waktu yang akan selalu berputar dalam iramanya. Dan semuanya ada yang bergerak dalam kekuatannya dan ada juga yang berputar cepat karena diputarkan. Waktu dan putaran yang selalu datang dan pergi silih berganti, semua bergerak dan bergerak.

Aku bisa saja berada di mana-mana, bisa di atas dan di bawah, bisa di belakang dan di depan, bisa di samping kiri dan kanan dalam sebuah kekuatan fleksibilitas atas nama kehidupan yang selalu memberikan warnanya.

Dan karena kepasrahan yang demikian dalamnya, karena keyakinan yang demikian kuatnya, bahwa segala sesuatu bisa berubah demikian cepatnya, ada kemenangan dan akan pernah ada kekalahan, ada menyakiti dan ada disakiti, dan mungkin akan tersakiti dan terlukai sebagai akibat karena perbuatannya, maka perjalanan demi perjalanan yang dilalui akan memberikan petunjuk dan jalan yang harus dilewati.

Kekalahan dan kemenangan hanyalah sebagian kecil dari sebuah peristiwa kehidupan, bagian dari perjalanan kehidupan panjang yang harus dilalui. Tidak ada yang perlu ditangisi ataupun disesali, datang dan pergi adalah sebuah hukum waktu, dan biasa terjadi. menerima semuanya dengan rasa yang sama adalah sebuah kekuatan dasar dalam menjalani kehidupan ini. Bismillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun