Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Notonegoro dan Air Tirta Kamandanu, Eyang Banten

17 Juli 2013   08:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:26 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mereka yang menemuiku dan akhirnya menemukan sumur abadi adalah orang yang berada dalam kepasrahan,  kebeningan hati, dan dalam ketenangan jiwa. Karena demikianlah seharusnya hidup, tidak bergejolak, tidak grusa grusu, senantiasa mengalir bagaikan tenangnya air danau, bergemericik menyejukkan, menenangkan."

"Janganlah  terperdaya oleh keinginan,  terpenjara oleh nafsunya. Hidup adalah panggilan jiwa untuk selalu kembali kepadaNya, menyiapkan jalan, merintis, dan menerabas semua yang menghalangi perjalanan ini. Keinginan dan nafsu jiak tidak dikendalikan akan menjadi rintangan untuk menemukan jalanNya."

"Masih banyak yang masih harus dikerjakan untuk mewujudkan keinginanmu, menjadikan negeri ini negeri cahaya. Jika Gusti Allah memberikan restunya maka semuanya akan terjadi."

"Anakku, cahaya kehidupan. Menjadikan negeri cahaya berarti menjadikan dirimu cahaya kehidupan, hingga sinarnya akan menyinari bumi, menyinari negeri, membawa kedamaian, dan mengembalikan semuanya pada tatanan yang sebenarnya."

"Setiap manusia adalah cahaya. Menjadi penjaga adalah sebuah karunia. Seorang penjaga nusantara akan diberikan anugrah kemampuan Notonegoro. Notonegoro adalah sebuah gelar, gelar yang diberikan kepada seseorang karena kemampuannya dalam menata negara, melihat secara utuh jagad lahir dan batin, dan mengetahui simpul-simpul antara keduanya. Jika gelar notonegoro sudah diberikan kepada seseorang di nusantara ini, maka harapan akan datangnya perubahan dan kemakmuran akan menjadi kenyataan".

"Apakah notonegoro ini yang akan menjadi pemimpin, eyang?"

"Belum tentu, tetapi notonegoro akan mengambil bagian baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses bernegara. Bathinnya sangat kuat. Pemikirannya tajam. Selalu mampu memberikan jalan keluar dan menemukan cara untuk menyelesaikan semua masalah negeri dengan baik. Tuntas, aman tanpa masalah".

"Kira-kira kapan, eyang?"

"Kita tunggu saja, bukankah semua sudah dimulai. Tidak akan lama lagi. Bersiaplah, kukuhkanlah hatimu untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Dan satu lagi, anakku, semakin pasrah kepada Yang Kuasa, maka kamu akan semakin kuat. Aku pergi dulu".

Eyang Banten meninggalkan paseban agung. Langkahnya biasa saja, tetapi dengan ilmu Sayepi Angin, dalam satu kedipan mata eyang banten telah  hilang dalam kegelapan malam.

Aku masih merenungi apa yang disampaikan Eyang Banten denganku tentang Notonegoro. Selama ini orang-orang terpaku pada singkatan nama para pemimpin negeri ini, ternyata yang saya terima berbeda makna. Entah mana yang lebih pas, aku tidak mengerti. Kebenaran di jagad bathin tidak ada yang mutlak, boleh berbeda persepsi, dan tidak ada kebenaran atau kesalahan. Yang dibutuhkan adalah toleransi terhadap perbedaan dengan saling menghargai dan tidak menghakimi, karena kebenaran yang sesungguhNya hanyalah milikNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun