Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sawah yang Tak Lagi Tumbuh Padi

3 Maret 2024   23:34 Diperbarui: 3 Maret 2024   23:40 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: (Media NTT) 

di sawah yang tak lagi tumbuh padi
tanah-tanah pecah di sela belukar
bajak-bajak muram menepi
kehilangan kerbau

di lumbung yang tak lagi berisi gabah
tikus-tikus kurus di sela papan
anak-anak bingung merapal doa
yang semakin ganjil

berulangkali petani menangisi
hamanya yang tak terbendung
pupuknya yang tak terjangkau
musimnya yang tak terduga
harganya pula yang tak bersahabat

tangan yang dulu memegang cangkul
menjelma jadi tangan tengadah
sangat menyedihkan
ia yang dulu pekerja
kini telah dibebastugaskan
seperti pengemis di negeri terasing

sawah tanpa padi
setiap hari adalah paceklik
panci-panci teronggok pedih
tak ada lagi nasi basi

lumbung tanpa gabah
setiap hari adalah pengharapan
dapur-dapur menjadi dingin
tak ada lagi jelaga

dari tangan lelaki berseragam keki
disodorkan selembar kupon
bertuliskan bansos
tapi masih pakai ongkos
betapa amat sulit
merangkak di negeri sim salabim
innalillahi wainna ilaihi raajiuun...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun