Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petaniku

1 Maret 2024   08:12 Diperbarui: 1 Maret 2024   08:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu waktu di pematang sawah
Padi menari menghampar kekuningan
Seperti dewi, manja dan gemulai
Menyapa dengan genit

Ambingkan Pak Tani ke ceruk mimpi
Padi-padi menguning sebentar lagi panen
Riuhnya pipit sawah tak kalah nyaring
Tapi tak membuat ciut nyali petani
Orang-orangan sawah
Sudah cukup untuk mengusirnya

Di antara doa dan harapan
Di antara harga pupuk dan racun hama
Di antara harga petani dan harga pasar
Di antara beras lokal dan beras impor
Ada hening yang mengganjal

Siapa yakin musim ini berakhir indah,
Ataukah penuh kecewa ?
Mungkinkah harga yang mahal itu
Jadi milik petani,
Ataukah milik para siluman?
       Ah, petaniku
                 Petani kita
                      Yang dimain-mainkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun