Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sayuran Berulat dan Pilihan Politik

18 Januari 2024   07:24 Diperbarui: 18 Januari 2024   07:28 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bobo.grid.id

Di sebuah lapak pedagang sayur, seorang ibu dengan dandanan yang cukup modis, terlihat keren dan kelihatan terpelajar sedang memilih-milih sayuran yang ada di lapak tersebut.

Ada banyak jenis sayuran yang dijual di lapak pedagang sayur itu, sayurannya terlihat segar-segar, cantik dan mulus, miriplah seperti si ibu yang lagi memilih-milih itu. Tetapi setelah melihat-lihat dan nemilih-milih ternyata si ibu pada akhirnya memilih untuk membeli sayuran yang terlihat kurang mulus, ada banyak bekas gigitan ulat.

Orang orang yang kebetulan ada disitu keheranan dan bahkan mencibir dasar pelit, tolol, bego, bodoh dan lain sebagainya. Masak sih sayuran yang banyak bekas gigitan ulatnya yang dia beli, padahal hampir semua sayuran lainnya segar-segar dan kinclong, dasar orang pelit penampilannya saja yang oke tapi otaknya miring, begitulah kira kira pandangan dan cibiran yang tertuju ke ibu ini.

Bahkan ada pembeli lain yang dengan lantang berkata, "ibu ini bodoh sekali, kok belinya sayuran berulat". Yang lainnya pada tertawa dan kemudian membeli sayuran-sayuran yang terlihat segar-segar dan kinclong-kinclong itu.

Seorang pembeli karena penasaran dan sedikit kepo akhirnya bertanya ke sang Ibu, "maaf bu, kok ibu memilih membeli sayuran yang terlihat busuk, yang banyak bekas gigitan ulatnya dan bahkan masih ada ulatnya, kan masih ada sayuran lainnya yang masih utuh dan tidak berulat ?".

"oh... begini bu, saya ini seorang tukang masak, saya sudah amat paham kalau persoalan sayuran, saya membeli sayuran bukan hanya dengan melihat bahwa sayurannya harus mulus, bersih dan terlihat segar saja, tapi saya juga harus memastikan kalau sayuran itu bebas pestisida dan bahan-bahan non organik"

"Dan sayuran yang terlihat sehat, mulus dan segar ini adalah bukan sayuran organik, terlihat sehat dan mulus karena disemprot pakai pestisida dan mungkin dipupuk dengan bahan-bahan non organik. Sementara yang terlihat kurang sehat ini, justru baik dan sehat karena tanpa pestisida dan pupuk non organik" Lanjut si ibu, kemudian si ibu lanjut bertanya

"Jadi menurut ibu siapa yang bodoh, saya yang membeli sayuran berulat tapi sehat jika saya dan keluarga makan, atau mereka yang membeli sayuran segar dan kelihatan tidak cacat tapi mengandung pestisida dan bahan-bahan non organik yang mungkin saja buruk bagi kesehatan orang yang memakannya? "

Akhirnya si ibu yang kepo dan bertanya itu tersenyum, dan terlihat puas serta mengerti itu menjawab, "merekalah orang orang bodoh yang sesungguhnya".

Demikianlah cerita singkat kisah yang sering terjadi di pasar-pasar (politik). Pesan moralnya jangan sampai salah memilih, karena yang terlihat (dibuat) baik belum tentu sehat, dan yang terlihat (dibuat) kurang baik belum tentu buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun