Dengarkanlah wahai awan yang selalu menemani langit
aku takkan lagi menantimu menjadi mendung
aku takkan lagi menunggumu menjadi hujan
inilah aku yang telah memilih bebas
melepas segenap keinginan yang hanya mendatangkan kesedihan
Aku tahu diriku hanyalah tepian mata yang tak kau anggap
aku tak punya apa pun selain duka nestapa yang sebentar lagi berakhir
kini aku hanyalah ranting-ranting kering yang telah patah
dulu aku pernah bersorak riang di antara mendung-mendung
dan menitipkan mimpi-mimpi di dalam lebatnya hujan
Kini, bersamaku, tiada lagi angan yang mengangkasa
puisi-puisiku telah terhapus oleh hempasan terik yang tak kau tahan
wahai awan, simpan saja bujuk rayumu tentang mendung dan juga hujan
sudah kuhapus semua lagu-lagu senandung rinduku padamu
biarkanlah aku pergi bersama dosa-dosaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H