Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengais Makna dari Ramadan Syahrul at Tarbiyah

1 April 2023   21:59 Diperbarui: 1 April 2023   22:01 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadan merupakan bulan yang dinanti kedatangannya oleh seluruh kaum muslim dimanapun berada. Bulan Suci yang dianugerahkan Allah SWT kepada hambanya, bulan yang dipenuhi dengan rahmat-Nya dan maghfiroh-Nya, begitu banyak kemuliaan dan keutamaan di dalamnya.

Dengan segala keberkahan, kemuliaan dan keutamaan bulan ramadan, dimana pahala ibadah dilipatgandakan, pintu-pintu surga dibuka dan syaitan-syaitan dibelenggu, maka nikmat Tuhan mana lagi yang mau didustakan.

Selain sebagai bulan ibadah, bulan ramadan juga dimaknai sebagai bulan pendidikan atau syahrut tarbiyah. Ramadan dengan segala keutamaannya, di dalamnya tertuang nilai-nilai pendidikan atau tarbiyah yang lingkup pendidikannya sangat luas, mulai dari tarbiyah jasadiyah, tarbiyah fikriyah, hingga tarbiyah qalbiyah.

Ramadan tentu bukanlah sesuatu yang bisa kita sia-siakan, betapa besar kerugian yang kita dapatkan dengan berlalunya ramadan namun tak ada sesuatu pun nilai pendidikan yang bisa kita petik, yang bisa kita jadikan modal kehidupan saat ramadan berakhir.

Puasa di bulan ramadan mengajarkan kita bagaimana pentingnya dan baiknya hidup sehat, bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi didalam lapar dan haus itu ada nilai pendidikan pengendalian diri. Puasa sudah tentu menjadikan kita sehat, selain itu dengan berpuasa dalam diri kita akan terbangun kesadaran bahwa sehat atau kesehatan itu penting bagi tubuh dalam hal apapun termasuk untuk beribadah, dan untuk menjadi sehat kunci utamanya adalah mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang dapat menjadikan kita tidak sehat dan pelajaran untuk itu bisa kita dapatkan dalam berpuasa.

Puasa merupakan ritual yang mengajarkan kita untuk mengembangkan kecerdasan emosi, sebagaimana hakikat puasa itu sendiri adalah menahan diri, yakni menahan diri dari lapar dan haus serta menahan hawa nafsu. Konsep menahan diri dalam berpuasa ini akan mendidik manusia agar dapat melakukan pengendalian diri dan pengaturan diri, dan kesemua itu akan membangun dan mengembangkan kecerdasan emosional kita.

Puasa merupakan ibadah yang identik dengan kesabaran. Oleh karenanya pendidikan terbaik bagi kesabaran adalah dengan berpuasa dan sebaik-baik waktunya adalah di bulan ramadan, bulan yang diberi kemuliaan dan keutamaan. Dalam ibadahnya (puasa) ramadan mengajarkan kita untuk sabar menahan lapar dan haus, menahan amarah dan nafsu. Di bulan ramadan kita juga diajarkan untuk bersabar dengan waktu, kita diajarkan untuk sabar dan tepat membagi waktu untuk menjalankan ibadah-ibadah ramadan.

Puasa adalah ritual yang mendidik tanggungjawab. Orang yang berpuasa atas dasar iymanan wahtisaban, maka ia akan melaksanakan puasa dengan penuh kesungguhan, ia tidak akan makan dan minum serta tidak akan melakukan hal-hal yang akan membatalkan puasanya, meski menghadapi banyak godaan dan tidak ada orang yang melihat serta tidak ada orang yang tahu kecuali dirinya dan Allah. Kesungguhan menjalankan ibadah puasa akan menghadirkan rasa tanggungjawab dalam diri kita.

Yah, ramadan adalah syahrul at tarbiyah, tarbiyah ramadan akan mendidik kita bagaimana beribadah berlandaskan iman. Tarbiyah ramadan mengajarkan kepada kita untuk membangun sikap peduli terhadap sesama, membangun sifat jujur serta bertanggung jawab dan tak kalah pentingnya adalah sikap disiplin, baik itu terhadap aturan maupun waktu.

Karena tujuan akhir dari perintah wajib berpuasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa, maka merupakan suatu kemutlakan bagi kaum muslim untuk bersungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa di bulan ramadan serta bersungguh-sungguh mengambil pelajaran dari bulan ramadan. Betapa meruginya seseorang jika ketika ditinggalkan oleh syahru ramadan ia masih tetap dalam keadaan yang sama seperti di ramadan-ramadan sebelumnya apalagi jika lebih buruk, naudzubillahi min dzalik tsma naudzubillahi min dzalik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun