Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pencinta Gelap

6 Maret 2022   21:42 Diperbarui: 6 Maret 2022   21:44 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Kredit Foto & Hak Cipta: Robert Howell  (Apod Indonesia)

Ini kisah tentang pencinta yang takbahagia dalam penantian
kemanapun jiwanya pergi, selalu diselubungi airmata.
hari-harinya adalah adonan kegembiraan dan kepedihan
dengan sedikit kata dari kamus kegetiran
ia pendam cinta bagai ratu yang tak bertakhta
yang duduk di atas singgasana khayalan
dan coba membangun istana dari remah-remah mimpinya

Ini kisah tentang pencinta gelap yang kesepian
mencoba mengeja makna dari hasutan cinta
yang bergegas membawa rindu berarak dalam angan
dengan sedikit harapan dari doa yang dipanjatkan
ia pendam duka bagai ratu yang tak bermahkota
rapuh, serapuh daun-daun yang berguguran
tersapu angin, lalu hilang dan lebur bersama alam raya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun