Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Masih bergantung di dinding yang terlihat kusam
Dimakan oleh waktu yang terus menua
Menyimpan kenangan tak tergantikan
Tawa juga airmata telah terperangkap di dalamnya
Menjadi saksi atas waktu yang pergi diam-diam
Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Menemaniku meniti hari-hari yang berat tanpamu
Ada semangat bergelora yang menari-nari
Dari tatapan yang terpancar di potretmu
Ada kasih sayang yang takpernah hilang, mengalir
Dari senyuman yang terperangkap dalam potretmu
Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Takpernah lupa mengingatkan, sambut pagi dengan senyuman
Takpernah lepas mengingatkan, mengisi hari dengan optimisme
Takpernah lalai mengingatkan, sambut malam dengan puji syukur
Begitu tulus nasihatmu yang kausimpan dalam potretmu
Laksana kilau gemintang di gulita malam
Ayah... terimakasih atas segala cinta, doa dan harapan
Yang kautitipkan dalam potret yang telah lusuh dan memburam ini