Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ayah

12 November 2021   21:30 Diperbarui: 12 November 2021   21:34 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi.(FREEPIK/PROSTOCKSTUDIO)/  via kompas.com

jemari kekarnya yang tua, fasih mengurai beban, melebihi tumpahan kubangan keringatnya, melumat telapak dan kuku-kuku jemari, nafasnya disisih habis, dibawa hembusan bayu ke penjuru raya.

ia gertak keangkuhan dunia, dengan tubuhnya yang telah meluruh separuh, peluk dan ciumnya sarat memenuhi mimpi anak-anaknya, yang menari-nari sambil memahat aksara jingga di keremangan senja.

ia adalah ayah, sosok yang mengungkap kasih sayang dengan peluh di tubuhnya, sosok yang sembunyikan lelahnya dan menggantinya dengan senyuman, sebagai jawaban dari untaian tanya anak-anaknya.

ayah.... semua peluhmu telah menjadi telaga yang mewujudkan segala harapanku, semua lelahmu telah menjadi separuh nyawa di hidupku, kau telah membuka gerbang, untukku berjalan sebagai pemenang.

terimakasih ayah, atas semua peluhmu yang melebihi manisnya madu menghapus dahagaku, atas semua lelahmu yang melebihi lembutnya awan menyelimuti lelapku.
Selamat Hari Ayah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun