Semua orangtua tentu menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh-sholehah, taat dan tekun dalam beribadah.
Namun mngajarkan anak untuk melaksanakan ibadah merupakan tugas dan tanggungjawab yang susah-susah gampang bagi orangtua.
Salah satu momen terbaik untuk mengenalkan dan mengajarkan ibadah pada anak adalah di bulan Ramadhan. Jadi mumpung sekarang lagi bulan Ramadhan, mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengajarkan anak-anak beribadah.
Sebelum kita mengajarkan kepada anak-anak tentunya perlu kita pahami apa dan bagaimana cara mengajarkan kepada anak itu agar si anak bisa dengan mudah paham dan mau mengikuti.
Yang pertama mengajarkan anak itu sebisa mungkin hindari cara-cara ancaman. Misalnya : " Jika kau tidak shalat, jika kau tidak puasa nanti akan dimasukkan dalam neraka. Disiksa oleh malaikat di dalam kubur." Dan ancaman lainya yang sifatnya menakut-nakuti anak.
Yang kedua dalam mengajarkan kepada anak, haruslah memperkenalkan bahwa Allah SWT sebagai yang maha pengasih dan lagi maha penyayang, sehingga muncul dalam persepsi anak bahwa Allah SWT itu sangat baik dengan segala sifat-sifat baiknya seperti maha pengampun, maha pemberi, maha pemaaf dan sebagainya.
Yang ketiga mengajarkan kepada anak bagaimana agar kita disayang oleh Allah SWT yang maha baik itu. Sampaikan syarat utama disayang Allah, Â adakah mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Semua larangan Allah semata-mata untuk kebaikan manusia. Allah SWT melarang mencuri karena mencuri itu merugikan orang lain. Allah menyuruh hambanya berbuat baik sesamanya karena kebaikan itu membuat kehidupan menjadi damai.
Yang keempat mengajarkan kepada anak itu adalah memberikan contoh, usia anak itu sangat responsif terhadap apa yang mereka lihat, bagaimana shalat kita begitulah shalat anak, bagaimana puasa kita begitulah puasa anak, bagaimana sedekah kita begitulah sedekah anak, begitu juga dengan kesabaran kita, kedisiplinan kita itu akan menjadi patron bagi anak untuk diikutinya.
Setelah semua hal diatas bisa kita pahami, ajakan dan contoh-contoh ibadah yang kita berikan kepada anak-anak pasti akan mudah untuk mereka ikuti, dan dengan sendirinya akan timbul pertanyaan dari anak, kenapa begini, kenapa begitu dan lain sebagainya.
Kita tinggal mengarahkannya sesuai dengan usia dan pemahaman mereka. Satu contoh saat pertama puasa, anak saya yang baru pertama kali belajar puasa penuh, bertanya apa gunanya berpuasa, kita harus lapar dan haus tapi tidak boleh malas-malasan?.
Kalau orang besar yang bertanya mungkin kita tak perlu terlalu berpikir untuk menjawab, cukup sampaikan dalil dan mereka akan mudah mengerti, tapi kalau yang bertanya anak usia 7-8 tahun apalagi kurang, tidak mungkin kita memberikan jawaban seperti jawaban bagi orang dewasa.