Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Masa Kecil: Puasa Sambil Mencari Ikan di Rawa

19 April 2021   20:04 Diperbarui: 19 April 2021   20:06 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi saya kenangan tentang puasa dari masa kecil dulu,  selalu saja menyulut rasa rindu untuk mengulangnya kembali.
Pahit-manis, suka-duka puasa di masa kecil yang kulewatkan bersama kakak-kakakku sepertinya saat ini menjadi sesuatu yang mahal banget yang  tak terbeli dengan apapun.
Meski bagi kami anak-anak, menjalankan ibadah puasa belumlah dilandasi oleh ketakwaan sebagaimana yang diwajibkan bagi orang yang telah akil baliq atau dewasa.  
Kami berpuasa lebih pada kebanggaan bisa seperti orang dewasa yang berpuasa penuh, bahkan kadang diantara kami, puasa dijadikan sebagai "lomba"  atau ajang bersaing siapa yang paling kuat berpuasa.
Kami malu kalau ketahuan tidak puasa apalagi kalau sampai ketahuan banyak  "kalla" atau mokel. Jadi walaupun sudah loyo atau lemas kami selalu saja bertahan untuk tetap berpuasa,  apalagi kalau puasanya bagus,  biasanya ada keluarga atau kerabat yang memberi hadiah uang jajan yang tentu saja sangat menyenangkan bagi kami.
Nah yang namanya anak-anak meskipun puasa tapi kegiatan bermain tetap menjadi dunia kami. Untuk menghilangkan rasa lapar, salah satu kegiatan bermain kami sewaktu kecil dulu adalah pergi ke rawa untuk mencari ikan yang kami sebut dengan pergi "mekako" , entah bahasa Indonesia mekako ini apa, saya kurang paham.
Kami, mekako memakai keranjang anyaman bambu atau rotan, dan menyerok-nyerok tempat yang kami perkirakan ada ikannya, atau keranjang kami letakkan di satu tempat lalu kami ramai-ramai menghalau ikan dan mengarahkannya masuk ke keranjang.
Hasil mekako ini cukup lumayan, dapatnya ikan mujair, ikan bou (gabus),  ikan burubi (betik). Bermain sambil mekako ini begitu serunya hingga kami seperti lupa waktu,  hingga buru-buru pulang agar ikan hasil tangkapan masih sempat diolah oleh ibu di rumah sebagai hidangan berbuka puasa.
Kalau tidak ke rawa untuk mekako,  kami mainnya di kebun sambil cari-cari buah dan sayuran. Dan seringnya kami mencari buah jambu mente yang pohonnya banyak ditanam dan tumbuh di kampung kami.
Biasanya kalau mencari jambu mente kami memungut yang sudah jatuh sambil berebutan, nah kalau yang dipungut sudah habis,  kami lalu berlomba memanjat dan memetik jambu mentenya, saling berebutan hingga kadang bahkan sering sampai ada yang terjatuh,  tapi tidak parah paling hanya pincang sedikit yang tidak lama juga akan sembuh sendiri.
Begitulah kami mengisi hari-hari ramadhan sewaktu kecil dulu di kampung.  Puasa dan bermain sambil membantu orangtua mencari lauk untuk teman berbuka puasa.
Kadang mengingat itu semua membuat senyum-senyum sendiri dan tak jarang juga menitikkan airmata mengingat pahit dan manis masa kecil dulu. Pulang dari mekako saya dan kakak-kakakku dengan badan dan pakaian yang penuh lumpur sambil membawa ikan hasil mekako dan masih tetap puasa, rasanya bangga bukan main apalagi melihat senyum ibu yang senang menerima ikan hasil mekako kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun