Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hikmah Puasa dari Puasa Ular dan Ulat

13 April 2021   13:55 Diperbarui: 13 April 2021   13:58 3443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tentu sudah sering mendengar ceramah-ceramah tentang puasa, bahwa puasa itu bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tapi puasa itu juga adalah menjaga diri dari laku dan perbuatan yang menuruti hawa nafsu agar kita menjadi insan yang lebih baik dalam perilaku dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Allah SWT telah menganugerahkan kepada ummat Islam satu bulan yang penuh rahmat dan berkah yakni bulan Ramadhan, bulan dimana kita diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan tersebut agar kita menjadi insan yang bertakwa, sebagaimana firman Allah SWT di Al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

Yaa ayyuhalladziina aamanu kutiba 'alaikumuhshiyaamu kamaa kutiba 'alalladziina ming qablikum la'allakum tattaquun

Yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Bahwa sesungguhnya kewajiban berpuasa ini adalah untuk kebaikan bagi manusia itu sendiri, yaitu agar bertakwa. Takwa secara terminologi adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa.

Dengan menjadi orang yang bertakwa tentulah kita akan menjadi insan yang membawa manfaat bagi kemanusiaan dan bagi kehidupan, dan untuk menjadi insan yang bertakwa itu Allah wajibkan berpuasa di bulan Ramadhan.

Dari pemahaman ini, dapat disimpulkan bahwa ada keistimewaan yang terkandung dalam puasa. Dan sesuatu yang istimewa itu tentu membutuhkan perhatian yang istimewa pula, tak mungkinlah menggapai sebuah keistimewaan dengan cara yang tidak istimewa.
Dalam kehidupan ini selalu ada ayat-ayat (tanda-tanda) yang Allah berikan, bahwa dunia (bumi) adalah tanda-tanda bagi orang-orang yang yakin dan mau memperhatikan.

Dalam hal puasa, di alam ini Allah memberikan contoh kepada kita dari dua mahluk yang harus melalui fase puasa dalam hidupnya yakni ular dan ulat.

Ular dalam fase hidupnya harus melalui proses ganti kulit agar bisa terus menjaga kelangsungan hidupnya. Dan proses ganti kulit tersebut tidaklah serta merta dapat dilakukan oleh ular, tapi agar dapat menanggalkan kulit lamanya ular harus berpuasa terlebih dahulu, nanti setelah puasa ular selesai maka barulah kulit lamanya dapat ditanggalkan dengan digantikan oleh kulit yang baru.

Dari proses puasa ular yang telah selesai itu kita dapati hal-hal yang dapat menjadi pelajaran:

- Rupa ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni rupa ular hanya kulit yang lebih mengkilap (baru).
- Nama Ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yaitu Ular.
- Sifat ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni berbahaya
- Tingkah laku ular sebelum dan sesudah puasa juga tetap sama yakni mahluk melata
- Makanan ular sebelum dan sesudah puasa juga tetaplah sama tidak berubah.

Ulat termasuk hewan paling rakus, dalam hidupnya ulat adalah hama bagi tanaman dan juga manusia.

Namun ketika ulat telah mencapai fase untuk melakukan perubahan, ulat yang sebelumnya begitu rakus akan membungkus dirinya dan berpuasa dengan betul-betul berpuasa, terbungkus rapat dalam kepompong.

Setelah berhari-hari melalui puasa yang panjang, pada akhirnya ulat akan mengakhiri puasanya, keluar dari kepompong yang membungkusnya dalam bentuk dan rupa yang sangat jauh berbeda.

Dari proses puasa yang dilalui oleh ulat kita dapat mengambil pelajaran.

- Rupa ulat sebelum dan sesudah puasa berubah dari menjijikkan menjadi indah mempesona
- Nama ulat sebelum dan sesudah puasa berubah dari ulat menjadi kupu-kupu
- Sifat ulat sebelum dan sesudah puasa berubah dari yang sebelumnya sebagai hama tanaman menjadi membantu penyerbukan tanaman dan menjadi penghias taman.
- Tingkah laku ulat sebelum dan sesudah puasa berubah dari yang sebelumnya merayap di tangkai-tangkai tanaman dan dedaunan kini terbang menari dengan gemulai.
- Makanan ulat sebelum dan sesudah puasa akan berubah dari yang tadinya memakan dedaunan dan buah menjadi pemakan madu dan nektar.

Dari contoh yang ditunjukkan oleh ular dan ulat dalam melalui proses berpuasa kita dapat mengambil hikmah yang jelas dan nyata bahwa hakikat puasa seharusnya bukanlah hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, namun kita juga harus menahan dan menanggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, sehingga kedepan kita bisa menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Dan tidak monoton menjalani fase kehidupan dari yang itu dan itu saja.

Puasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar berubah menjadi lebih baik seperti perubahan yang dialami oleh ulat menjadi kupu-kupu.

Dan bagi kita umat Islam, puasa seyogyanya menjadikan kita seperti ulat yang bertransformasi total. Karena tujuan puasa oleh Allah SWT adalah menjadi insan yang bertakwa, maka semoga puasa yang kita jalani ini menjadikan kita sebagai sebaik-baik manusia yang memberi manfaat bagi manusia lainnya dan juga bagi lingkungan dan kehidupan.

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, semoga kita lulus dan berhasil meraih predikat takwa.  Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun