Tuan-tuan, bisakah tuan melihat rasa lelah yang tersembunyi dalam huruf-huruf yang ditulis indah di pigura kaca penghias dinding kesetiaan seorang istri.?
Mungkin tuan-tuan berulangkali membacanya hanya sebagai huruf-huruf tak bermakna, dalam kumpulan kata-kata yang menyiratkan kemanjaan yang ditemani sepi.
Di sana dan di sini, dari tatapan perjumpaan di awal malam, para istri sembunyikan mahkota lelahnya, seperti taman yang menunggu tukang kebun menyiangi rumputnya.
Tuan-tuan, bahasa kebahagiaan seorang perempuan itu kadang lahir dari sejarah luka yang mereka sembuhkan dengan perihnya tersenyum di saat lelah.
Tuan-tuan, tak akan tuan temukan wajah lelah hayati di dalam keikhlasan seorang istri, tidak akan mereka biarkan kepalsuan mengambil tempat di atas kepedihan yang mereka sembunyikan.
Tuan-tuan janganlah menjadi bodoh, keperkasaan yang tuan sangka miliki, sesungguhnya hanyalah remah-remah dari perkasanya seorang istri yang menjunjung namamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H