Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dunia Menggelepar

2 April 2021   21:15 Diperbarui: 2 April 2021   21:22 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia menggelepar dilindas waktu, berkejaran dengan keserakahan yang menjarah urat-urat nadinya.

Di sisi barat manusia mencipta maut, di sisi timur alam menghantar malapetaka, di tengah-tengah tuhan menutup mata.

Dari sisi ke sisi wajah maut menampak, dunia sendiri tanpa kaki-kaki untuk berlari.

Seperti bayi yang merangkak terlepas dari pandangan bunda.

Ingin bangun di atas kefanaan yang sebentar lagi menutup mata.

Beri aku kawan!, Dunia berteriak.

Aku tak mau menemui batasku dalam kesunyian masa yang tak bisa kukejar.

Aku tak mau menjadi api yang kehabisan nyala ditengah malam gulita yang sendiri.

Seperti lelaki mabuk yang meneguk habis tuak masam dengan tenggorok yang sudah terpenggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun