Hujan kabar apakah yang kau bawa kali ini ?
langit seperti kehilangan ruang
terbungkus gelap yang mencekam
gemuruh petir seperti suara iblis yang mengancam
airmu tercurah tanpa memberi kesempatan
bagi ranting menumbuhkan tunasnya
Hujan kabar apakah yang kau antar kali ini ?
mengantar suka atau menyampaikan duka ?
gelisah jiwa yang belum reda didera pandemi
kini telah kau sapa dalam musimmu yang terlalu cepat
matahari telah kaubuat bersembunyi sepanjang hari
sungai-sungai telah kau buat kewalahan dengan limpahan air mu
Hujan pada kebersamaan yang pernah kita lalui
selalu ada senyum dan airmata yang kau tinggalkan
ada yang tersenyum dalam kebersamaan
menabur benih pada kerontang yang kauusir
ada yang bahagia dalam pelukan cinta
menikmati bulan madu yang dinginnya manja memaksa saling berpagut
ada yang tertidur dalam kepedihan
meringkuk pasrah pada tenda pengungsian
terusir dari rumahnya yang kini menjadi kolam renang
ada yang tercekat dalam kesendirian
memikirkan kerugian yang dialaminya karena kedatanganmu yang membawa amarah
Hujan maukah kali ini kau kuajak berdamai ?
bersembunyilah dari awan yang menghitam
menjauhlah dari angin yang menderu
jika engkau harus turun menyampaikan rindumu pada bumi
izinkan aku merasakan kehangatan
dari tetesanmu yang mendekapku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H