Awan kelabu menemani kesepiannya
Dalam kehampaan laut biru yang bergolak
Hasratnya menggapai dari negeri yang jauh
Di tanah asalnya, apa yang tertinggal?
Badai mendesak --- layar hampir terkoyak
Lambung kapal berderit pilu dan nyaris retak.
Sungguh! Ia tak mencari bahagia,
Pun ia tak lari darinya.
Di sana di arus bawah ia bergulir biru.
Di atas, selayak ia bergolak dalam lingkaran api
Tolong jangan biarkan ia melawan, lalu pergi ke dalam badai yang menyapu
Janganlah mimpi, seolah di tangan badai bersemayam kedamaian
Putih jubah itu berkawan kepatuhan, pula hijau seragam itu berteman keteguhan
Pada biru langit abadi yang cemburu
Tak mungkin ada yang lari dari sesuatu di kandang sendiri
Lalu apa yang kita cari di palagan juang ?
Damailah wahai angin bersama samudera
Badai yang kautaburkan hanya menciptakan gelombang
Tapi tak akan pernah menenggelamkan kayu yang mengapung
Kau menangpun hanya akan menepuk riak,
Jika kalah kaupun hanya akan jadi buih
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI