Aku ini bukan sebatang pohon akasia yang kesepian, tak usahlah kau janjikan awan untuk menaungiku
Rasa sakit hati yang pernah kau torehkan, masih menyisakan luka yang berdenyut saat melihat wajahmu
Kau seperti lelaki yang tidak beradab, yang mengejek rasa sakit hati perempuan dengan senyuman
Di hadapanku kau tebarkan senyuman yang berbalut kebohongan, dengan wajah yang memelas
Namun aku sudah mengenal beribu-ribu wajah dari kebohonganmu, jadi berhentilah engkau tersenyum
Kemarin sore saat hujan mulai mencumbui tanah, telah aku hanyutkan namamu dari dinding kenanganku
Tak ada lagi yang tersisa tentang kamu, jangankan sebaris senyum, sebutir airmata pun tak akan kubiarkan tersisa
Pergilah, bawa semua keangkuhanmu, puaskan dirimu bercumbu dengan segala kebohonganmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H