Rinai gerimis mengetuk jendela
Mengirim pesan rindu yang mendekam
Tentang cinta yang tertinggal di kejauhan
Ditemani airmata yang membeku di dinginnya jiwa
Berdiri aku bersama kelam
Mengukir rindu di dinding hati
Diamku beku ditelan kenangan yang menyala
Gerimis itu telah lama pergi
Namun pesannya masih mengetuk di jendela
Seperti jahanam yang menyebar teror
Mengiris luka tanpa belas kasih
Aku tersudut oleh dilema
Terus menunggu bayang harapan
Atau menyerah di punggung gerimis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H