Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Kenangan yang Ditelan Sunyi

17 Oktober 2020   17:21 Diperbarui: 17 Oktober 2020   19:11 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa dalam sunyi (mimbar-rakyat.com)

Dikutuk kenangan yang menjerang cinta, goresan-goresan lama tertumpah dalam belanga asa yang menghitam di atas tungku yang terbakar penyesalan
Membelai puisi yang hadir meratapi senja, untaian bait-bait rayu dan rindu yang dulu kita goreskan, kini hadir kembali dalam nyanyian angin dari lembah kesepian
Sungguh temaram purnama membawa sendu, membelenggu kenangan yang tak mau beranjak, menjadi penghuni abadi relung hati yang terus menangisi takdir
Rendaman kasih yang sepi dihembus angin sunyi, mengering di ujung penantian yang tak berakar dan tak berpucuk, layu dalam senyapnya tangis
Andaikan awan berarak adalah maut yang dikirim untuk menuntaskan penantian ini, aku akan menunggunya di tepian pantai, di tempat terakhir ombak menyapu jejak cinta kita yang pernah tergores
Aku sudah limbung, sesak oleh kehampaan yang engkau simpan, tak ada lagi peduli yang tersisa, bagiku surga dan neraka hanyalah seuntai benang yang dijahit oleh kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun