Ketika mulut-mulut itu merenda hasut
Menerabas ruang-ruang logika yang dibiarkan kosong
Begitu banyak kepala yang terbakar
Dan hati yang terluka oleh bayangan sendiri
Meski dinding hati telah dipayungi damai
Entah mengapa mereka rakus memetik petaka
Sepotong kalimat yang berbalut hasad
Seketika menjelma jadi ribuan nafsu penghakiman
Entahlah hasut dan hasad itu telah berbalas pantun
Bergaung memenuhi ruang-ruang maya yang nir batas
Hukum dan keadilan hanyalah jubah yang memilih pemakainya
Sorak-sorai berbaur lengking tangis, tak ada yang perduli
Wahai orang-orang yang keblinger
Kuasa apa yang kau ingin ada di tanganmu
Hingga suka bagimu adalah duka nestapa bagi lawanmu
Ingatlah setiap mata pasti punya airmata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H