Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mulut-mulut Hasut

14 Oktober 2020   12:13 Diperbarui: 14 Oktober 2020   12:16 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Hukumonline.com (ilustrator BAS)

Ketika mulut-mulut itu merenda hasut
Menerabas ruang-ruang logika yang dibiarkan kosong
Begitu banyak kepala yang terbakar
Dan hati yang terluka oleh bayangan sendiri
Meski dinding hati telah dipayungi damai
Entah mengapa mereka rakus memetik petaka
Sepotong kalimat yang berbalut hasad
Seketika menjelma jadi ribuan nafsu penghakiman
Entahlah hasut dan hasad itu telah berbalas pantun
Bergaung memenuhi ruang-ruang maya yang nir batas
Hukum dan keadilan hanyalah jubah yang memilih pemakainya
Sorak-sorai berbaur lengking tangis, tak ada yang perduli
Wahai orang-orang yang keblinger
Kuasa apa yang kau ingin ada di tanganmu
Hingga suka bagimu adalah duka nestapa bagi lawanmu
Ingatlah setiap mata pasti punya airmata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun