Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Sunyi

28 September 2020   01:30 Diperbarui: 28 September 2020   01:46 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerlap-kerlip malam datang menyapa hati
Bulir-bulir sepi telah memahat rindu di keningku
Guratannya abstrak menyelinap di antara suara malam yang parau
Izinkan aku mendengungkan sepi ini
Tentang syair-syair malam yang nampak lusuh
Tentang nyanyian sunyi yang terkapar di pelukan cahaya gemintang
Mengusir segala senyap yang mencumbu kesendirian ini
Mendekap hangat di perapian kasih yang hampir padam
Sepi ini begitu betah
Berdiri kokoh laksana gerbang pualam yang diam menyambut embun pertama
Seketika malam seperti mencabik-cabik asa menjadi serpihan bisu
Tak bisakah cerita ini mengakhiri catatannya
Yang akan kuganti dengan tiga puisi memuja cinta
Puisi pertama akan kupahatkan di punggung rembulan
Tentang cinta yang tak terpisahkan oleh jarak
Puisi kedua akan kugoreskan di kanvas langit
Tentang cinta yang tak lekang oleh waktu
Puisi ketiga akan kugantungkan di ujung bintang
Tentang cinta yang tak terusik oleh
rindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun