Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjual Tape

8 Agustus 2020   21:30 Diperbarui: 8 Agustus 2020   21:25 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. infopublik.id

"Tape" begitu teriaknya membelah hening
Dalam lengking irama yang cempreng
Aku tahu kalau saat itu sudah pukul tiga sore
Saban hari dia tak pernah alpa pamerkan suara cemprengnya
Dalam waktu yang selalu sama pukul tiga sore
Pak tua penjaja tape hadir melingkari kompleks

Hingga suatu hari aku tak mendengar lagi teriakannya
Satu hari, dua, tiga dan berhari-hari tak kudengar lagi cemprengnya
Serasa ada yang hilang dari sepiku
Entah bagaimana kabarmu, duhai penjaja tape
Apakah kau terhalang oleh Corona ?
Atau semoga jangan sampai Corona telah mengambilmu ?

Aku bukan rindu pada suara sumbangnya
Tapi risau ingin tahu kabar bocah-bocah yang menunggunya pulang
Hari-hariku hanya berlalu untuk mendengar teriakan "tape"
Tapi sudah berbulan-bulan berlalu tak jua kata itu mampir di telingaku
Gelisahku menyeruak, hingga aku curiga telingaku ada masalah

Hingga suatu hari kudengar teriakan yang begitu kurindukan itu
Aku seperti melayang melesat berteriak memanggil "tapeee"
Segera saja semburan tanya mengalir deras dari mulut bawel ini
Saat kutanya kenapa baru muncul ?
Oalahh  dijawab tak bisa masuk ke kompleks karena ditahan oleh pak hansip
Oalahh maakk.... Gara-gara Corona aku hampir gila karena cemas memikirkan penjaja tape

Kubeli dua kantong tapenya dengan harga untuk semua
Dia hanya melongo, sambil mencium uang yang kuberi
Aku memintanya segera pergi, sebelum airmata ini jatuh
Ia beranjak bersama pikulannya sambil teriak "tape"
Duhhh leganya jantung ini mendengar teriakan itu lagi
Semoga suara cempreng itu tetap setia menemaniku di setiap pukul tiga sore

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun