Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti Malam

26 Juli 2020   15:35 Diperbarui: 26 Juli 2020   15:33 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duhai malam cepatlah kau datang, aku ingin sekali menangis dalam dekap dadamu
remang senja tak mampu sembunyikan sedihku, apalagi siang hari ia menelanjangi dukaku,
datanglah bersama sepi, agar sedihku bisa berselimut dalam rahasianya
berlarian sendiri sambil berteriak tanpa ada yang terusik,
dan tak ada gagak kehausan yang bertanya kenapa.

Duhai malam aku ingin menitip cerita pilu ini, agar kau sampaikan pada rembulan
matahari tak ramah lagi kepadaku, burung gagak pun enggan kutitipi
aku hanya bisa menangis lirih, bersembunyi dalam hujan yang sudah hampir reda
tak bisa lagi kusembunyikan sedihku di lorong sepi pada hujan yang akan berhenti ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun