Mohon tunggu...
Pendidikan

Mendidik Si peniru ulung dengan teori Albert Bandura (Teori Bealajar Sosial-Kognitif)

25 Mei 2015   15:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:37 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Saya belajar seperti proses belajarnya kera.

Yaitu dengan menyaksikan orang tua dan meniru mereka.”

#Ratu Elizabeth II.

Pendidikan menjadi sangat penting dalam merubah sikap anak-anak apalagi saat ini sudah sangat minim sekali moral anak bangsa, pendidikan paling dasar dimulai dari lingkungan keluarga terutama ayah dan ibuya yang menjadi model atau seeorang yang ia tirukan perilaku dan perangainya, karena proses pembentukan perilaku memerlukan model atau yang di contohnya. Seorang anak kecil sangat cepat sekali dalam menirukan perilaku ayah ibunya, maka dari itu ayah dan ibu harus ekstra hati-hati dalam bersikap, karena mereka adalah peniru yang sangat mahir. Masa-masa emas seorang nak saat ia berusia 0-3 tahun. Pada usia ini ia cepat merespons apa yang di dengar dan dilihatnya di lingkungan sekitarnya. Pada saat itu otaknya berkembang sangat cepat sehingga informasi apapun akan cepat di serap olehnya, tanpa di filter baik dan buruknya.

Mengenai kegiatan meniru yang dilakukan oleh anak terhadap orag tuanya, jadi teringat kisah Mahatma Gandi yang pernah melarang seorang anak melarang makan permen, tetapi sebelumnya ia sendiri berhenti pemakan permen tersebut.

Agar si anak dapt meniru ada beberapa tahap yang mempengaruhi, seperi yang di kemukakan dalam teori Albert Bandura, yaitu:

1.Attensional proses (proses memperhatikan), sebelum sesuatu dipelajari sebagai model ia harus memperhatikan dulu.

2.Retensional processes (proses penyimpanan), Informasi berguna yang diperoleh harus di simpan.

3.Behavioral production processes (proses terbentuknya perilaku, proses ini menentukan sejauh mana apa yang telah ia pelajari dapat diterjemahkan dalam perilaku.

Dari beberapa teori di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa, untuk dapat meniru seorang anak perlu mendapat contoh atau menangkap informasi visua. Setelah menerima informasi, kemudian menerjemahkannya menjadi tindakan sendiri. Proses ini merupakan proses berfikir yang tinggi dan rumit. Proses ini juga merupakan aktifitas penting dalam kedekatan dengan ibu.

Anak yang masih kecil tidak tidak menghiraukan bahwa perilaku itu baik atau buruk jika dilakukan, ia belum bisa membedakan antara yang baik dan buruk, maka ayah dan ibunya harus hati-hati dala berperiaku karena akan diikuti oleh ankanya. Akan tetapi menjadi berbeda jika seorang anak yang sudah besar dan ia didik dalam lingkungan keluarga yang baik dan di berikan pendidikan yang baik dari ayah dan ibunya, maka jika dia melihat sesuatu kejadian yang kiranya tidak sesuai dengan apa yang di pelajari maka dia tidak akan meniru perbuatan tersebut, pendidikan dalam keluarga ini menjadi filter sang anak dalam menghadapi suatu keadaan yang akan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

Jadi, Apa yang harus dilakukan para Ayah dan Ibu agar si anak mempunyai perilaku yang baik?

1.Kebiasaan

Kebiasaan yang baik akan menjadi karakter seorang anak. Jika ayah dan ibu ingin menciptakan anak yang berkebiasaan yang baik, maka ciptakanlah lingkungan tepat dan mendidik bagi anaknya, Bila seorang nak melakukan perbuatan buruk seperti; menendang, berkata kasar menendang dan sebagainya, hentikanlah dengan memberi pemahamna terhadap perbuatan tersebut jika dilakukan dengan orag lain akan menimbulkan kerugian dan konsekwensi yang tepat.

2.Kasih sayang.

Kasih sayang antara anak dan orang tua dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya; komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, hubungan dan ayah yang baik, mendidik moral dan agama yang cukup agar menjadi modal wal agar berperilaku dan berkata yang baik.

3.Memberi contoh.

Jika ayah dan ibu igin mempunyai anak yang mempunyai kebiasaan dan perilaku yang baik maka berikanlah contah yang bak pula kepada mereka. Mereka bisa meniru tanpa kata-kata ataupun perintah tertentu, ia bisa belajar meniru tingkah laku orang lain tida hanya di lingkungannya saja tapi juga dari televisi, internet, atau media lainnya yang bisa ia akses. Anak bgaikan kertas putih yang belum di tulisi dengan pena, sebagai orang tua andalah orang pertama yang akan menulis di kertas itu, baik dengan tinta merah ataukah hitam dan akan di tulis aau digambar menjadi seperti apa, itulah tugas orang tua.

4.Hati-hati bersikap.

Ayah dan ibu harus berhati-hati dalam bersikap, janga sampai perilaku buruk dilakukan di depan anak anda. Jika ayah dan ibunya saja sering melakukan perbuatan yang tidak baik, seperti marah-marah-marah, atau bihong makajangan heran jika ia juga melakukan apa yang anda lakukan. Ketika anda mengajarkan sholat kepada anak tapi anda sendiri tidak melakukan shalat maka si anak akan menganggap hal tersebut tidak pantas dijadikan kebiasaan. Perbuaan iti akan teranam, dan si anak hanya melakukan saja hingga menjadi suatu kebiasaan dia hingga dewasa, kemudian orang tua tidak usah memperingatkannya lagi karena perbuatan itu akan sepontan ia lakukan dan menjadi sebuah kebiasaannya.

5.Jangan memarahi.

Anak kecil senang sekali menggunakan barang orang tuanya. Mengguakan make-up seperti ibunya yang sedang berdandan, mengenakan peci atau topi yang di kenakan ayahnya, hingga meniru apa yang di ucapkan oleh ornag tuanya, sebaiknya ayagh dan ibunya harus jeli memperhatikan barang-barang yang sering anda gunakan.

Sebaiknya biarkan saja si anak meniru atau mencoba agar tidak penasaran selama tidak menyimpang, jika kebiasaan itu berlanjut maka ia dapat tumbuh dewasa dengan cepat sebelum waktunya, hal ini bisa mempengaruhi perilakunya sehari-hari, terutama saat ia bermain dengan tema-teman seumuran dengannya. Gunakan sesuatu yang berhubungan dengan anak yang seusianya dan yang paling penting adalah jangan memarahinya atau membentak anak saat sedang meniru anda, berikan penjelasan bahwa ia belum saatnya ia menggunakan barang-barang itu.

6.Beri pengertian.

Seorang anak akan meniru apa yang dianggapnya menarik, baaik dari ayah dan ibunya, melihat di televisi, melihat perilaku temannya dan di lingkungan sekitarnya. Bila yang ditiru anak tiak baik maka dampaknyapun juga tidak baik begitu pula sebaliknya. Bila sang anak melakukan perbuatan yang tidak baik, sesegera mungkin anda memberi pengertian. Anak usia batia sudah bisa mengerti kalau diberi tahu, tapi harus dengan kata-kata yang sederhana, tidak perlu panjang lebar.

Seumpama anak sudah di beri tahu tapi ia tidak merubahnya dan msih saja melakukan perbuatan itu maka berilah ia punishment atau hukuman, jika ia melakukan hal positif maka berilah pujian karena itu akan membuatnya semakin mendorong untuk mengulanginya.

Dari beberapa pelilaku yang harus di lakukan orang tua dalam mendidika anaknya di rumah, agar lebih di perhatikan lagi tidak jarkoni karena akan ada banyak efeknya terhadap anak anda, karena orang tua adalah kaca terbaik bagi anak. Anak anda adalah cermin dari perilaku anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun