Mohon tunggu...
Meta Sepvianti
Meta Sepvianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bio

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tingkat Kesadaran Risiko Yang Rendah Membawa Malapetaka Besar Bagi Banyak Pihak

13 Desember 2021   14:12 Diperbarui: 13 Desember 2021   14:19 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tirto.id/gunung-semeru-meletus-penjelasan-pvmbg-penyebab-semeru-erupsi-f7Hu

Keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia memang menakjubkan, selain lautan yang luas, hutan yang lebat, pegunungan tinggi yang melintang luas merupakan salah satu destinasi yang paling sering dikunjungi wisatawan ketika mereka berkunjung ke tanah air tercinta. Meskipun demikian, indahnya pemandangan di sekitar kawasan gunung berubah dalam sekejap pada 4 Desember 2021.

Gunung Semeru adalah salah satu dari lebih dari 100 gunung berapi aktif di Indonesia. Puncak Gunung Semeru disebut Mahameru, yang memiliki ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl). Hal ini membuat Gunung Semeru menyandang predikat puncak tertinggi di Pulau Jawa.

Gunung ini, secara rutin memuntahkan gumpalan abu dan gas kecil yang sebagian besar tidak berbahaya selama bertahun-tahun. Hingga pada 4 Desember 2021, runtuhnya sebagian kubah lava puncak berhasil dideteksi oleh sensor bahwa terdapat beberapa aktivitas seismik yang meningkat. 

Setelah lebih banyak kubah lava Semeru runtuh, bagian depan abu yang sangat panas, tephra, tanah, dan puing-puing lainnya mengalir ke beberapa saluran di sisi tenggara gunung. Bubur puing yang menyapu Semeru terbukti menjadi bencana bagi penduduk desa yang tinggal di sekitar kaki gunung di Kabupaten Lumajang, khususnya Curah Kobokan. 

Menurut The Jakarta Post, setidaknya 39 orang telah meninggal. Sejumlah besar rumah hancur atau rusak, dan banyak hewan menjadi korban letusan. Berdasarkan data yang telah tercatat sebelumnya, letusan tertua terjadi pada tahun 1818 dan sejak saat itu, letusan besar telah terjadi pada tahun 1941, 1942, 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955–1957, 1958, 1959, 1960, 1977, dan 1978–1989. 

Letusan kecil terjadi pada Januari 2021 terjadi dan dikabarkan tidak memakan korban. Letusan 4 Desember adalah yang terbaru dari serangkaian letusan eksplosif di gunung berapi sejak tahun 2014. Letusan baru-baru ini di gunung berapi telah disertai dengan aliran piroklastik, gumpalan debu vulkanik, dan tanah longsor.

Aliran piroklastik adalah salah satu bahaya paling berbahaya yang ditimbulkan oleh gunung berapi. Kadang-kadang berakselerasi hingga kecepatan ratusan kilometer per jam, massa material vulkanik dan puing-puing lanskap ini mustahil untuk berlari lebih cepat. Mereka menghancurkan sebagian besar makhluk hidup di jalan mereka. 

Meskipun letusan eksplosif di puncak kemungkinan kecil, aliran piroklastik di Gunung Semeru pada 4 Desember masih cukup panas sehingga kemungkinan membantu mendorong "awan Phoenix" yang mengepul yang naik setinggi 15 kilometer (9 mil) ke udara.

Karena hujan lebat mendahului dan menyertai letusan, aliran piroklastik bercampur dengan sejumlah besar air hujan dan berubah menjadi lahar berlumpur yang mengalir menuruni gunung ke daerah-daerah berpenduduk. Lahar adalah campuran air dan puing-puing vulkanik yang berperilaku seperti sungai beton, meratakan atau mengubur banyak dari apa yang mereka temui.

Secara teoritis, pengertian dari risiko menurut wikipedia merupakan akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko sendiri dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. 

Meskipun demikian, risiko-risiko ini dapat di minimalisir dengan penerapan manajemen risiko yang berkualitas karena manajemen risiko merupakan proses yang diharuskan untuk mampu mengidentifikasi, mengukur, mengembangkan dan menyeleksi ketersediaan pilihan dalam menangani kemungkinan risiko di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun